4. Bareng azka

451 101 68
                                    

TYPO BETEBARAN

[Jangan lupa tekan tombol bintang]

(。•̀ᴗ-)

***

Malam berganti menjadi pagi yang cerah. Kicauan beberapa burung terdengar merdu, sinar matahari mulai memasuki celah-celah jendela kamar seorang gadis yang masih tertidur pulas.

Dilantai satu, tepatnya dimeja makan sudah tersedia sarapan yang dihidangkan oleh Vanya.

"Kakak kamu mana dek?" Tanyanya saat melihat Rafa menuruni tangga seorang diri.

"Kaya nya belum bangun," jawabnya lalu mendudukkan bokongnya disamping Abi.

"Papa berangkat dulu ya ma," pamit Abi lalu bangkit dari duduknya.

"Iya, hati-hati."

"Hati-hati pa," ujar Rafa dan mendapat anggukan dari Abi.

"Assalamu'alaikum," ujar Abi lalu melenggang pergi.

"Waalaikumsalam."

Vanya menaiki anak tangga menuju kamar anak gadisnya itu. Kini jam menunjukkan pukul 06.13.

Tok..tok..tok...

"Kak, bangun...."

"Eughhh, iyaaaaa.." sahut gadis itu dengan mata yang masih terpejam.

"Ma, adek berangkat. Assalamu'alaikum," pamit Rafa dari kejauhan dan melenggang pergi.

"Waalaikumsalam, kak cepet bangun. Rafa udah berangkat nanti kamu telat loh," ujar Vanya yang membuat Mala melebarkan matanya dan segera meraih handuk dan berlari menuju kamar mandi.

***

"Buset El lama banget sih," gerutu seorang pria yang mengenakan seragam abu putih yang tidak mencerminkan mengikuti tata tertib sekolah.

"Lagi nganu mungkin dia," timpal pria yang ada disampingnya.

"Nganu? Apa nganu?" Tanya nya dengan nada polos.

"Diem deh Chan."

"Kalian udah lama?" Tanya el yang baru saja datang. Mereka tidak menunggu dirumah El melainkan ditaman depan komplek.

"Dari subuh kita nungguin lo," sahut Ardy.

"CK lebay lo. Azka mana?"

"Mana gue tau," jawab Chandra.

Sedangkan disisi lain...

Mala sudah lengkap dengan seragam sekolahnya, namun ia bingung harus berangkat dengan siapa.

Papanya sudah berangkat ke kantor begitu pun dengan Rafa yang meninggalkannya. Rafa memang masih duduk dibangku SMP namun sekolahnya satu jalur atau satu arah dengan sekolah Mala.

"Duhh, gimana nih. Mana kuota abis lagi," gadis itu masih panik. Mondar mandir kesana kemari.

Tinn...tin....

Married With CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang