29. Masih hidup?

79 10 2
                                    

Gimana? Kurang? Ya iyaa lah yaaa kan pendek bangettt, mana basa basi dulu lagehhh😒

AHAHAHAAAAA, maaf ya sengaja

Bermaksud ngeprank tapi gak niat wkwk

Baca aja lagi nihhh, biar makin muntah

SIAPKAN KERESEK NYA DULU!!!!

***

"Gak usah sok tau tentang gua!"

Chandra, Ardy dan Nessa terdiam. El memang mengucapkan nya secara pelan namun terdengar sangat tajam dan tegas.

Bugh...

Chandra menghantam wajah El dengan pukulan. Nessa seketika langsung menarik Chandra untuk menghentikan agar tidak berlanjut lebih panjang, sementara Ardy hanya diam memasang wajah tengil nya dengan mata mengarah pada ponsel.

"ISTRI GUA CUMA NANYA TOLOL! EMANG LO GAK MAU BERUBAH? LO KIRA DENGAN LO KAYA GINI, KEADAAN BISA BALIK LAGI? ENGGAK! EL! ENGGAK!" Tukas Chandra dengan nada marah.

El diam. Menundukkan kepala nya yang terasa berat, bukan karena ia takut tetapi karena rasa sakit yang ia tahan sangat besar. Seperti ada ribuan batu dengan berat ribuan ton menghantam sisi kepala belakang kepala nya.

Semakin lama pandangan nya semakin berkabur dan membiru, tak lama mata itu tertutup setelah kehitaman menyerang nya.

Para sahabat El yang lain terkejut melihat nya. Chandra menampakkan ke khawatiran sama seperti Ardy dan juga Nessa.

"Anjirt, ni orang kenapa dah. Bawa masuk," ucap Ardy yang kelimpungan ke sana kemari.

"Nes, hubungin dokter sama orang tua nya El," perintah Chandra. Lalu memapah sahabat nya di bantu oleh Ardy.

Tak lama orang-orang yang mereka tunggu akhirnya datang.

Seorang dokter dengan jas putih kebanggaan nya menatap sendu ke arah El yang terbaring dengan tubuh ringkih. Tak ada lagi El yang membuat para sahabat nya tertawa, yang ada kini hanya El yang pendiam, dingin, datar, cuek, dan juga abai terhadap kesehatan nya sendiri.

Hidup namun seperti tidak hidup. Untuk bernafas El sangat sulit, apa lagi jika sebuah memori masa lalu tiba-tiba melintas di kepala nya.

'Aku kangen kamu tau.'

'Cepet pulang val.'

'Aku pergi ya.'

'ELVALIO!'

Mata yang awal nya terpejam, tiba-tiba terbuka lebar. El memegang sisi belakang kepala nya yang terasa sakit.

"Kamu harus segera melakukan operasi, Elvalio!" Tegas dokter tersebut.

Sang El mendongak dan menatap dokter itu dengan tajam.

"Akan semakin berbahaya jika kamu membiarkan nya. Apa kamu ingin cepat mati?" Ucap dokter itu lagi dengan geram. Tidak kah bisa, ada rasa sedikit rasa semangat untuk sembuh.

El mengangguk mantap. "Gue emang pengen cepet mati," kata nya dengan santai.

Andi menatap pemuda itu dengan kecewa dan sedih. "Kamu akan menyesal. Setidaknya jika kamu sendiri tidak mau hidup, tetaplah bertahan untuk adik angkat saya. Mala, akan sedih melihat kamu seperti ini."

Bukan nya tersadar, El semakin emosi mendengar penuturan orang asing tersebut.

"MAKSUD LO APA BAWA-BAWA ISTRI GUA?! HAH?! JAWAB BRENGSEK!"

Bugh....

Satu pukulan dari Ardy membuat El langsung tersengkur dilantai kamar dingin itu.

Ardy hendak memukul El lagi, namun ditahan oleh Andi. Pemuda 23 tahun itu memejamkan matanya sejenak, sambil mengatur deru nafasnya yang tak beraturan.

"Lo keterlaluan! Lama-lama gue masukin rumah sakit jiwa lo!" Ketus Ardy yang sudah mulai muak, dengan tingkah dan sikap El yang semakin menjadi-jadi.

"Sadar, anjing! Sadar! Lo harus ikhlasin apa yang udah diambil sama tuhan, dia bukan lagi milik lo!" Cecar Ardy, mata nya menatap sedih sahabat nya yang kian kurus.

Tak ada raut semangat untuk menjalani hidup dalam raut El. Hanya ada raut wajah keputus asaan yang semakin mendalam.

Andi menghela nafas. Ia berjongkok dan membantu El untuk duduk di ranjang tanpa penolakan.

"Mala masih hidup."

Mereka membisu. Kening Ardy berkerut tak berbeda dengan El yang sudah menatap Andi dengan tatapan meminta penjelasan.

"Kamu harus sembuh," ucap Andi. Kemudian melenggang pergi tanpa penjelasan yang jelas.

***

Eaaaaaaaaaa

Konspirasi apaan lagi niehhh, gatau lelah😣

Udahlah yaaa, author ngantuk bet mau bobo syanticcc🥰

Babayyyyyy

Married With CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang