Ayo mampir ke cerita ku, ALEXSA
Gak sempurna tapi aku mencoba untuk menuliskan cerita sebaik mungkin
Terimakasih yang masih mau baca sampai part ini, i lov yuu❤️🔥
***
"Pa, bantuin El bisa kan?"
Andre menoleh saat anak semata wayangnya bersuara. Alis nya terangkat sebelah seperti sedang bertanya apa maksud dari Elvalio.
"Bantu El buat rujuk sama Mala," harap El. Ia ikut duduk di bangku panjang yang ada di teras belakang rumah nya.
"Keputusan Mala udah gak bisa di ganggu gugat. Kamu tau kan, walaupun Mala hilang ingatan, bukan berarti sikap tak mau dibantah nya hilang."
"Cobalah untuk melupakan El, papa yakin kamu bisa. Apa perlu kita pindah?" Lontar Andre.
Ia menghela nafas sesaat, lalu menepuk pundak putra nya.
"Yang pernah bersama kamu, bukan berarti akan menjadi milik mu. Mungkin Tuhan hanya menguji seberapa kuat iman mu untuk hal itu."
Setelah mengatakan itu Andre meninggalkan El dengan seribu pemutusan yang sangat sulit di putuskan.
"Gue harus apa Mal. Gue harus apa kalo gak ada lo, gue harus apa," gumam Elvalio dengan melirih.
Dukkk
Entah mengapa hati El sangat merasa sial dan kesal. Saat sedang memikirkan jalan apa yang harus di tempuh nya, kini kepala nya berdenyut nyeri saat sebuah bola basket melambung melintas ke atas pagar rumah nya dan mengenai jidat glowing nya.
El memungut bola itu dan melempar asal keluar dari area rumah nya.
Aww..
Jeritan kecil yang masih dapat di dengar oleh El membuat pemuda itu sedikit penasaran, apalagi ditambah ia mendengar gerutuan dari seseorang dari balik pagar tinggi itu.
Sementara itu, Kaza yang sehabis kembali dari mengantar pesanan dibuat kesal karena bola yang tiba-tiba menghantam kepala nya hingga membuat berdenyut nyeri.
"Anjir, siapa sih yang main bola. Gak tau apa ada cewek cantik lagi lewat," dumel nya. Kemudian memungut bola yang ada dihadapan nya.
"WOI ORANG GILA!"
Kaza mencari sumber suara yang entah ada dimana. Ia menoleh ke kanan dan kiri hanya ada tembok tebal yang membatasi rumah-rumah.
"WOI KERDIL!"
Kaza akhirnya menemukan sumber suara yang entah memanggil siapa. Pemuda dengan kaos yang dipakainya duduk di atas pagar yang mungkin adalah rumah nya.
Lirikan tajam Kaza berikan kepada pemuda yang mungkin memanggilnya plus mengatainya.
"LO YANG NGELEMPAR BOLA ITU KE RUMAH GUE?" teriak El dengan tatapan membidik pada bola yang dipegang Kaza.
Kaza melepas bola itu dari genggaman nya. "Bukan! Bukan aku! Aku juga kena lempar!" Elak nya, dengan sedikit mendelik.
"ALAH! GAK USAH NGELES LO!" Jerit El lagi.
"EL! KAMU NGAPAIN TERIAK-TERIAK DI SITU? NGOMONG SAMA SIAPA?" sahut wanita paruh baya dari dalam rumah El, yang membuat keduanya berhenti ber bacot.
"SAMA ORANG GILA, MA."
"AKU BUKAN ORANG GILA! KAMU YANG GILA!" balas Kaza, lalu kembali melempar bola itu ke arah El.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Cousin
Teen Fiction-TAMAT- *** Takdir menghadirkan segelintir kesalahan untuk pembelajaran dan tuhan memberi kebahagiaan hanya untuk beberapa waktu saja. Setelah itu, takdir dan tuhan melepaskan mereka yang terlibat masuk ke dalam jurang kecelakaan menyakitkan Elvalio...