7. Positif?

379 88 29
                                    

Kalo ada typo tandai ya besti

Happy reading🤑

***


Huekk..hueekk...

Mala terbangun lebih awal dari biasa nya, perut nya sangat mual rasanya ia ingin memuntah kan semua, namun yang keluar hanya cairan bening.

Gadis itu membasuh muka nya dan melirik jam, kini masih pukul 04.33. Ia berniat kembali tidur, namun rasa mual nya tidak hilang-hilang.

Mala merasa janggal, mengapa akhir-akhir ini ia sering mual disaat pagi datang.

"Duh, gue kenapa si," gerutu nya sambil merebahkan tubuh nya diranjang.

Gadis itu menatap kosong langit-langit kamar nya. Akhir-akhir ini ia sangat terganggu dengan sikap laki-laki yang selalu mengikuti nya di sekolah.

"Kok gue kaya nya belum mens ya bulan ini," gumam nya. Ia pun beranjak dari tempat nya dan melihat kalender.

"Sekarang udah tanggal 29, gue mens biasa nya tanggal 10. Eh, gue telat?"

Kini pikiran nya kembali melayang dikejadian bulan lalu, gadis itu menggeleng kan kepala nya. "Nggak. Apaan sih?! Gak mungkin kan gue h-hamil?"

"Nggak! No! Ayo Mala ilangin pikiran kotor lo itu," ucap nya sambil memukul-mukul kepala nya.

Gadis itu pun kembali memejam kan mata nya. Namun beberapa saat kemudian pintu kamar nya digedor-gedor oleh seseorang.

"Woi bangun! Sekolah gak lo?! Woi miper buruan bangun!" teriak Rafa dibalik pintu.

"Rafa ini masih pagi kenapa teriak-teriak?!" sahut mama nya yang membuat Rafa terkejut.

"Loh mama kapan pulang?"

"Semalem. Kamu ngapain teriak-teriak di depan pintu kamar kakak?"

"Bangunin tu kebo," ketus Rafa.

"Udah sana turun sarapan, mama aja yang bangunin."

Rafa tak menjawab, ia pun segera melenggang pergi. "Punya emak galak amat kek singa," gumam nya.

"Mama denger Rafa!"

***

Mala kini sudah siap untuk berangkat ke sekolah, hari ini ia menggunakan Hoodie hitam kesayangan nya. Entah mengapa tiba-tiba ia ingin memakai nya.

Ia menuruni anak tangga satu persatu. Dimeja makan keluarga nya sudah berkumpul untuk sarapan bersama, namun ia terlalu malas untuk mendudukkan bokong nya disana.

Ia mengambil sarapan nya lalu melenggang pergi. "Mala berangkat," ucap nya lalu menutup pintu rumah nya.

Orang tua nya menyengit bingung. Rafa yang melihat nya pun menghela nafas gusar. "Kakak kamu kenapa?" tanya mama nya.

"Gak tau. Sekarang dia jadi bongkahan es kaya bang Azka," jawab Rafa.

"Rafa berangkat ma, pa. assalamu'alaikum," ucap nya lalu melenggang pergi.

"Waalaikumsalam."

"Pak anterin!" ucap Mala kepada supir yang sedang menikmati kopi nya bersama pak satpam.

"Iya neng," jawab pak Tono. Lalu beranjak dari tempat nya.

Mobil hitam itu mulai berjalan meninggalkan pekarangan rumah nya. Rafa yang melihat pun berkerut kening.

"Tumben minta dianterin naik mobil."

***

Sepanjang perjalanan ke sekolah, Mala benar-benar tidak mengatakan sepatah kata pun, ia hanya memakan roti yang ia bawa dari rumah, pak Tono pun merasa aneh dengan sikap anak majikan nya yang tak seperti biasa.

Married With CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang