INGAT! INI HANYA FIKSI! TIDAK ADA HUBUNGAN NYA DENGAN DUNIA NYATA!
HAPPY READING 💚
***
"Bunda, lagi apa?" Sebuah tangan melingkar di pinggang wanita yang sedang membuat susu untuk putri kecilnya.
Pipi wanita itu langsung memerah, malu. "Apa sih? Lepas dulu!" Kesal nya sambil memukul lengan suaminya menggunakan sendok, namun tak membuat nya dilepaskan dari pelukan itu.
"Lucu banget sih, pipinya merah." Goda El sambil mencubit pipi istrinya.
El mengusap perut wanita itu membuatnya bergerak geli, tak nyaman. "Apaan sih El? Jangan mulai deh! Minggir, aku mau ke Raya!" Ucap Mala, membalikkan tubuhnya dan kini ia tepat dihadapan suaminya.
El merapat kan pelukannya membuat jarak diantara mereka semakin menipis , tangan satunya ia gunakan untuk mengelus rambut dan pipi istrinya. Entah kerasukan setan apa El hari ini, aneh tetapi membuat jantung Mala tak normal.
"Cium dulu," ucap El sambil menempelkan jarinya di bibirnya sendiri.
"Modus!" Cibir wanita itu. "Minggir deh! Nanti Raya keburu nangis," sambungnya.
"Gak bakal sayang, Raya udah tidur kok!"
"Gak percaya! Minggir deh El, aku ngantuk." Wanita itu berusaha melepas tangan El dari pinggang nya, namun tak berhasil.
"Harus percaya dong," kekeh El.
"AYAH!" Suara kecil yang menggema dipenjuru ruangan membuat kedua nya menoleh ke arah tangga.
"Tuh kan, raya nyariin!" Mala mendengkus, El hanya tersenyum dan mencium kembali kening istrinya.
Mala menggelengkan kepalanya, ia menunduk malu karena pasti kini pipinya sudah merah seperti tomat. Jantung nya? Jangan ditanya, sangat tidak terkendali.
"Anjir, efek El emang gak main-main!" gumam wanita itu, sambil memegang dadanya yang seakan ingin melayang.
***
"Om chan, tau ga?" Chandra menolehkan kepala saat suara raya memanggilnya sambil manarik ujung kaos yang ia gunakan.
Chandra menggeleng. "Apa tuh?" ucapnya ingin tau. "Om chan jelek!" seru Raya dengan nada santai.
El, Ardy dan Azka yang berada ditempat yang sama tertawa terbahak-bahak. Ditambah dengan melihat ekspresi Chandra yang menahan kesal dan lesu, sedangkan Raya kembali duduk dipangkuan ayah nya sambil memamerkan gigi kecilnya.
"Sumpah ya El, anak lo pinter banget nistain orang!" seru ardhy, ia mengusap perutnya yang terasa kram karena tertawa.
"Raya, lain kali gak boleh gitu ya!" sahut Azka yang duduk disamping El. "Tapi sering-sering aja!" timpalnya.
"Dasar ya lo pada! Tau ah gue ngambek," ucap Chandra dengan memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Om chan, jangan marah! Nanti tambah jelek!" seru Raya yang membuat yang lain kembali tertawa. Bahkan Ardy hingga bersuara ngik ngok karena tertawa, hal tersebut tentu saja membuat mereka tambah mengeraskan volume suara tertawanya.
"Aduh, cape gue! Parah Raya pinter banget!" puji Ardy. Raya tersenyum mendengarnya ia memasang ekspresi bangga seperti memenangkan ajang perlombaan.
Chandra mendengkus kesal, bisa-bisanya wajah rupawannya ini dihina jelek oleh seorang anak kecil. Namun, bukankah raya jujur? Karna anak kecil tidak mungkin berbohong, berarti kemarin-kemarin Chandra lah yang terlalu percaya diri.
"Btw, Mala mana?" tanya Ardy, karena sejak ia datang belum melihat wanita manis itu.
"Tidur lah kan udah malem!" sahut Chandra.
"Gue gak tanya sama lo!" jawab Ardy dengan ketus.
"Bodo amat! Kaga ada yang jawab juga, yaudah gue jawab. Salah?" ucap Chandra tak kalah ketus, ia masih ingat bahwa dirinya masih ngambek.
Ardy menatap sahabatnya itu dengan sinis, sesekali melototinya entah karena apa.
"Ngapa mata lo? Mau gue colok?" Balas Chandra.
El dan Azka hanya diam sesekali terkekeh melihat keduanya yang seperti anak kecil. "Diem deh lo pada! Raya aja anteng, lo berdua malah ribut mulu!" seru Azka.
"Iye dah, salah mulu gue!" ucap Ardy. "Emang!" timpal Chandra.
Ardy mengambil bantal sofa yang siap ia sumpalkan kedalam mulut chandra. "Assalamualaikum!" suara wanita yang familiar ditelinga mereka mengalihkan pandangan mereka.
"Waalaikumsalam, neng cantik!" jawab Chandra dengan suara yang paling keras, El menatap Chandra yang menyengir kuda.
"Canda pak bos! Serem amat lo natapnya." timpal Chandra.
"Dari mana?" tanya Azka, saat melihat mala menenteng banyak barang ditangannya.
Wanita itu tersenyum. "Beli perlengkapannya Raya," jawabnya. Lalu meletakkan barang-barang itu disofa agar El yang meletakkannya dikamar.
"Wah, lo belanja sendiri? Parah! El gak guna banget jadi suami!" ucap Ardy dengan menyindir El yang sudah menatapnya seperti singa yang kelaparan.
"Ngapa lo? Bener kata Ardy, tega bener biarin istri lo belanja sendiri!" ucap Chandra menimpali.
"Pulang sana! Gedeg gue lama-lama sama lo pada," ketus El. "Aelah, sensian amat lo bos!" sahut Chandra.
"Yuk lah cabut!" ajak Ardy, mendapat anggukan dari Azka dan Chandra yang bangkit dari tempatnya.
"Eh, serius mau pulang?" tanya Mala menddapat anggukan dari Azka.
"Udah malem! Kita balik ya!" Waniita itu mengangguk dengan senyum tipis yang merekat dibibir nya.
Mereka keluar dari pintu utama.
"Eh, Raya udah tidur?" tanya wanita itu melihat putri kecilnya memejamkan matanya.
"Sana mandi! Biar aku yang bawa Raya ke kamar," timpalnya, lalu mengambil alih raya dari gendongan El.
Laki-laki yang menyandang sebagai suami Mala itu hanya mengangguk patuh sesuai apa yang diperintahkan istrinya. Mala tak ambil pusing hal itu, ia menggendong Raya membawanya ke kamar agar lebih nyaman.
Setelah beberapa saat El sudah selesai membersihkan tubuhnya. Ia berganti pakaian yang sudah disiapkan Mala, El tak melihat wanita itu mungkin Mala sedang membersihkan tubuhnya dikamar mandi lantai bawah.
***
SUDAH DI REVISI
26 JULY 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Cousin
Teen Fiction-TAMAT- *** Takdir menghadirkan segelintir kesalahan untuk pembelajaran dan tuhan memberi kebahagiaan hanya untuk beberapa waktu saja. Setelah itu, takdir dan tuhan melepaskan mereka yang terlibat masuk ke dalam jurang kecelakaan menyakitkan Elvalio...