17. Raya raquella Calista

201 46 7
                                    

Sepecial hbd nya author, doble update (≧▽≦)

Happy reading 💚

***

"Kok kalian kesini?" Tanya Tata kepada Chandra dan Ardy yang duduk didepannya.

Chandra menoleh ke samping menaikkan alisnya ke arah Ardy yang mengerutkan keningnya.

"Emang kenapa? Gak boleh?" Tanya ardhy ketus sambil menatap Tata dengan sinis.

Tata hanya menyengir menampakkan gigi putihnya. "Boleh lah!" Sahutnya.

"Kita disini cuma seminggu doang, Minggu depan kita balik mau ujian." Ucapan Chandra mendapat anggukan dari mereka.

"Mal yang sabar ya!" Wanita itu tersenyum dan mengangguk mengerti atas kalimat chandra.

"Kalian nanti tidur disini?" Tanya Mala.

Mereka menggeleng. "Kita numpang di apartemen Azka," jawab Ardy dengan enteng.

Azka melebarkan matanya dan menolak keras kalimat yang dilontarkan sahabatnya itu. "Gak! Enak aja lo!" Ketus Azka.

"Yaelah, pelit amat lo! Sekali-kali baik kek." Seru Ardy, namun tetap saja Azka tidak mau berbagi tempat tinggalnya.

Bukan karena pelit! Tetapi ada sesuatu yang tidak mau ia beri tahu kepada para sahabatnya.

"Lo bawa duit kan? Carilah hotel!" Sahut El sambil menyender dipundak Tata.

Disaat itu pula mala meringis melihatnya, namun ia tetap bersikap biasa aja.

"Heh! Main nyender-nyender aja, noh liat ada bini lo!" Ucap Ardy, Azka menarik lengan El agar kembali menyender disofa empuk itu lalu menggeplak kepala sahabatnya.

"Heh! Sakit bego!" Umpat El tanpa mengaca.

"Sakitan mana sama bini lo yang lo kacangin?" Sahut Ardy. "Lo juga kenapa diem aja? Sengaja?" Timpalnya kepada tata yang hanya diam sambil memainkan ponselnya.

"Lah, emang kenapa? Kita kan sahabatan!" Ucap Tata dengan santai.

"Ya mikir lah bego! El udah nikah, sama sahabat lo lagi!" Ketus Ardy, ya katakanlah bahwa Ardy sudah mulai menampakkan sifat cerewetnya.

"Udah-udah! Kenapa sih malah berantem?" Mala yang sedari diam akhirnya bersuara.

"Temen lo tuh! Gatel." Chandra menyahut kalimat mala dan memelankan kalimat diakhiran nya.

Mala mengalihkan pandangannya ke arah El yang ternyata menatapnya, lalu tak lama wanita itu memutuskan kontak matanya.

***

Siang berganti menjadi malam, langit gelap diterangi bulan dan taburan bintang yang berkelap-kelip.

Mala memandang langit dengan suasana hati yang buruk, ia duduk dibalkon kamar dan menikmati semilir angin yang berhembus menerpa rambutnya yang sudah mulai panjang.

Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka, wanita itu yakin bahwa itu suaminya. Ia semakin yakin saat El memanggilnya.

"Mala?" Wanita itu menolehkan kepalanya dan mengangkat alisnya sebelah, seakan bertanya 'kenapa?'.

"Lo marah?" Tanya El, lalu duduk disamping istrinya yang berada di balkon kamar mereka.

Wanita itu menggeleng. "Ngapain gue marah? Emang lo punya salah sama gue?" Tanya nya, seakan menyindir kejadian kurang mengenakkan tadi siang.

Married With CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang