27. Kehilangan

206 26 20
                                    

Membunuh mu adalah impian ku
-elysia

Sangat menjijikkan pernah mengenal wanita se keji diri mu, elysia!
-K. Anvalul mala

***

Tingg

No tak di kenal
Gimana rasanya kehilangan sahabat?
Enak? Nikmat?

Read

El mencengkram kuat ponselnya. Gadis itu benar-benar membuat nya semakin marah. Salah paham antara ia dan juga Elysia yang menjadi pusat masalahnya menyebar hingga sahabat dan orang terdekatnya kehilangan nyawa, padahal mereka tak ada sangkut pautnya.

"Kurang ajar!" Desis nya. Mata yang biasanya terlihat bahagia kini hanya ada kemarahan dan juga kesedihan.

El melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Ia akan memberi pelajaran gadis licik itu. Ia tak peduli jika Elysia langsung membunuh nya.

Namun baru saja ia akan memegang kenop pintu, pintu itu terlebih dahulu terbuka. El mengeraskan rahangnya begitu pun dengan tangan yang terkepal kuat melihat sosok yang ia benci diambang pintu rumah nya sambil tersenyum, layaknya seorang teman.

"Mau kemana? Buru-buru banget," celetuk Elysia. Ia menipiskan senyumnya kala el menatapnya dengan tajam seperti menantang.

"Mau apa lo ke sini?" Sahut El geram.

"Gue mau ketemu orang tua gue dong, masalah buat lo?" Sewot gadis itu.

"ELYSIA!" Pria paruh baya yang tampak menggeram membuat pandangan gadis itu teralih kan.

"Hai, papa! Apa kabar? Duh, makin ganteng aja. Mama mana?" Seru gadis itu seperti tak memiliki dosa.

"Siapa yang kau sebut papa dan mama?"

Wajah Elysia pun berubah muram, tentu ia hanya ber akting. "Papa kok gitu?" Ucap nya.

"Ely?"

Gadis itu mengalihkan pandangannya dan tersenyum. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan awet muda. Ia rindu mama nya, mama kandung nya, mama yang melahirkan nya.

"Mama, Ely rindu tapi mama jahat!" Jawab nya, ia mendekat ke arah mama nya yang menahan air mata yang akan jatuh.

Ely memeluk ibu nya dengan erat seakan ia takut seseorang mengambil wanita yang sangat berharga dalam hidup nya.

Bunga mengelus punggung putrinya dengan lembut, dekapan hangat yang masih sama dan yang sangat ia rindukan kembali.

"Maafin mama nak, maafin papa mu juga. Hiksss," ucap Bunga dengan beberapa isakan.

Ely melepas pelukannya dan menghapus air mata yang menetes di pipi ibunya. "No, don't cry!" Ucapnya, membuat wanita itu tersenyum.

"Jangan jadi gadis nakal nak! Jadi gadis yang baik ya? Tinggal lagi sama mama papa."

"Apa-apaan kamu ma? Dia itu pembunuh!" Sahut Andre tak terima. Ia rasa gadis itu harus dihukum terlebih dahulu.

Bunga menatap putrinya yang menatap tajam andre. "Kamu bener lakuin itu nak?" Tanya nya.

Ely mengangguk santai. "Iya, tapi kalo tentang Azka aku gak sengaja." Sahut nya.

El berdecih, memasang wajah datarnya. "Kalo soal Raya? Sama kecelakaan yang Mala alami waktu itu?" Tanya nya.

Ely berbalik. Ia pun sama datar nya dengan El. Gadis itu tampak berfikir, mungkin ia bingung akan mengatakan yang sebenarnya atau tidak.

"Kalo iya kenapa?"

Married With CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang