"Mau kemana?" Suara barinton itu mengejutkan seorang wanita yang diam-diam akan keluar dari ruang perawatan nya.
Tubuh Mala kaku diam ditempatnya, ia masih belum berbalik untuk melihat siapa yang menanyainya itu namun wanita itu hafal suara milik Elvalio tersebut.
"Mau kemana mal?" tanya El ulang yang sudah berdiri didepan istrinya itu.
"A-anu aku mau pulang," cicitnya pelan sambil menunduk menahan kakinya yang sudah gemetar.
Wanita itu baru sadar sehari yang lalu dan memaksakan diri untuk berjalan tanpa menggunakan kursi roda, keras kepala memang.
El menatap wanita didepannya dengan datar dan menggendong Mala tanpa aba-aba yang membuat wanita itu memekik terkejut.
"El, apa-apaan sih?! Turunin gak?!" ucapnya dengan geram sambil memukul pundak tegap El.
"El, aku malu! Turunin!" Perkataan itu tak dihiraukan oleh sang pemilik nama yang terus melangkah mendekat ke arah mobil berwarna hitam yang terparkir.
El membuka pintu mobilnya dan mendudukkan istrinya dibangku depan samping kemudi dan memakaikan wanita itu sabuk pengaman hingga jarak wajah keduanya sangat dekat, hal tersebut tentu saja membuat jantung mala seperti akan meletus.
Cup
Kecupan yang mendarat dihidung mancung Mala membuat pipi wanita itu memerah dan terasa panas. Sedangkan El, menahan kedutan disudut bibirnya saat melihat ekspresi menggemaskan istrinya itu.
"Lucu banget ekspresi lo," ucap El lirih lalu menutup pintu itu dan memasuki mobil tersebut, kemudian melajukan nya perlahan dengan santai.
***
Akibat perlakuan tiba-tiba yang dilakukan oleh El, kini Mala masih tetap diam untuk menormalkan kembali detak jantung nya yang tak karuan. Walaupun itu hanya sebuah kecupan.
Mereka sudah sampai dikediaman orang tua El yang sudah menunggu pasangan itu.
Mala hanya diam ditempat sambil memandang keluar jendela yang mengarah pada pintu utama rumah minimalis itu, terdengar suara tawa memenuhi ruangan tersebut.
El menolehkan kepalanya melihat istrinya masih diam ditempat dengan pandangan kosong. Tangannya terangkat mengelus pucuk kepala Mala dengan lembut, wanita itu menoleh.
"Kenapa?" tanya El dengan berkerut kening karena tak faham dengan ekspresi yang wanita itu tunjukkan.
Wanita itu menggeleng pelan. "Takut," cicitnya dengan sangat pelan. Walaupun begitu El masih bisa mendengarnya.
"Gak usah takut! Kan ada gue," ucap El sebelum ia keluar dari kendaraannya itu dan membuka pintu sebelahnya.
Saat akan membungkuk dan mengangkat tubuh Mala, wanita itu terlebih dahulu menahannya.
"Aku bisa jalan El!" serunya yang membuat El terkekeh dan membantu wanita itu berdiri.
Mereka berjalan membuka pintu rumah yang tertutup itu. Matanya seketika melebar saat melihat siapa yang ada didalamnya.
Tiba-tiba tubuhnya diterjang oleh dekapan dari seseorang yang sangat ia rindukan, mamanya. Wanita itu meluk tubuh putri kesayangannya sambil menangis, Mala masih diam tanpa membalas pelukan itu.
Seketika ia berfikir, apakah ini mimpi?
"Maafin mama nak hikss." Pernyataan yang terlontar itu membuat lamunan Mala terbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Cousin
Teen Fiction-TAMAT- *** Takdir menghadirkan segelintir kesalahan untuk pembelajaran dan tuhan memberi kebahagiaan hanya untuk beberapa waktu saja. Setelah itu, takdir dan tuhan melepaskan mereka yang terlibat masuk ke dalam jurang kecelakaan menyakitkan Elvalio...