Pagi ini sangat berbeda dari biasanya, menjadi hari baru bagi sepasang pengantin muda itu."Lo udah gak sekolah?" tanya wanita berwajah cantik itu sambil menyisir rambutnya yang baru saja ia keringkan.
"Sekolah. Kenapa?" jawab El yang sedang duduk ditepi ranjang sambil memainkan ponselnya.
Mala hanya menggeleng sebagai jawaban. "El-" panggilnya lagi.
Sang pemilik nama menoleh dan berkerut kening saat melihat penampilan rapi wanita yang sudah menyandang sebagai istrinya itu.
"Mau kemana?" tanya El, lalu meletakkan ponselnya di meja narkas.
"Mau ketemuan sama Tata," jawab wanita itu seadanya.
"Gua anter!" Wanita itu menggeleng dan tersenyum.
"Aku mau naik mobil sendiri aja."
"Gak!" tolak El mentah-mentah. Walaupun laki-laki itu tidak memiliki perasaan kepada wanita itu, setidaknya ia bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan istri dan calon anak nya.
"Boleh ya ya? Gak lama kok. Janji!" rayu Mala dengan raut wajah memelas.
Hanya dengan itu entah mengapa El bisa langsung goyah.
"Oke! Hati-hati," ucap nya lalu turun dari ranjang dan memasuki kamar mandi, karna dirinya belum membersihkan diri.
Mala tidak langsung pergi, ia membuntuti suaminya. "El keluar dulu!" perintah wanita itu sambil menggedor pintu kamar mandi yang sudah tertutup.
El membuka pintu dan bertanya, "Kenapa? Mau uang?" tanya El saat melihat istrinya menggantungkan tangannya.
Wanita itu menggeleng. "Salim," ucapnya dengan lirih.
Dengan senyum tipis, el menjabat tangan istrinya dan wanita itu mencium punggung tangan nya. Lalu segera keluar dari kamar tersebut karena malu.
"Mama! Papa!" panggil Mala saat menuruni anak tangga yang banyak. Sungguh melelahkan baginya, karena perutnya sudah membesar dan tinggal 2 bulan lagi ia akan melahirkan.
Sepasang suami istri yang sedang bercengkrama dimeja makan itu menoleh dan tersenyum. "Kenapa sayang?" tanya mama mertuanya.
"Mala mau keluar sebentar ya," ucapnya.
"Sama siapa? Kemana? Mau ketemu siapa?" Pertanyaan beruntun itu keluar dari bibir Andre, papa mertuanya.
Wanita itu terkekeh kecil. "Mau ketemuan sama Tata, bentar aja kok."
"Tata jemput kamu?"
Mala menggeleng. "Nggaklah, aku mau naik mobil sendiri!"
"Gak boleh!"
"Dianter El aja!"
"Gak mau pa! Boleh ya ya? Gak lama kok,"
"Jangan nak! Kalo gak, papa anterin, ya?"
"Gak mau!" wanita muda itu tetap kekeh ingin pergi sendiri.
Hal tersebut membuat Andre dan Bunga was-was karena mereka tidak ingin terjadi hal buruk kepada menantunya itu. Mengingat beberapa hari lalu mereka mendapatkan teror yang tertuju kepada Mala dan calon bayinya.
"Ada apa ini?" Suara wanita paruh baya yang sudah lanjut usia membungkam semua bibir mereka.
"Nek, Mala pengen ketemuan sama Tata! Tapi sama mama papa gak boleh," adunya kepada wanita yang tengah menatapnya itu.
"Bukan begitu nak!" sela Bunga.
"Sudah minta izin ke suami mu?" tanya nenek dan mendapat anggukan dari Mala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Cousin
Teen Fiction-TAMAT- *** Takdir menghadirkan segelintir kesalahan untuk pembelajaran dan tuhan memberi kebahagiaan hanya untuk beberapa waktu saja. Setelah itu, takdir dan tuhan melepaskan mereka yang terlibat masuk ke dalam jurang kecelakaan menyakitkan Elvalio...