30. Kenyataan

78 5 1
                                    

Masih kurang?

Baca lagi niehhh, siap-siap muntah🤢

Maaf typing nya jamet, soalnya aku emang jametzzzz🤕🤙🏻🤙🏻🤙🏻

SPAM DULU KIDS! "💋"

***

Semilir angin di tengah malam menerpa wajah wanita cantik yang sedang duduk di ayunan halaman rumah nya. Rumah yang minim cahaya, sepi, sunyi dan tak ada orang lain selain diri nya menambah kesan misterius saat di lihat.

Mata cantik wanita itu menatap gemerlap bintang yang di temani oleh bulan yang bersinar terang. Desiran aneh terasa di ulu hatinya saat sesuatu melintas di ingatan nya. Sesuatu yang sangat membuat nya penasaran, namun tak bisa ia ingat. Hanya bayangan bayangan hitam yang terlihat.

Semakin lama menatap bintang, mata nya berkaca. Bulir bening yang tersudut dimata itu siap meluncur deras, tetapi pemilik mata itu mendongak untuk menghalang bulir itu jatuh.

"Afa, kemana ya?" Gumam wanita itu secara pelan.

"Sebenarnya aku ini siapa nya Afa? Apa aku kekasih nya?"

"Ngaco lo kak!" Sahut pemuda yang berusia 20 tahun itu.

Rafa duduk di samping wanita itu, dengan ulasan senyum tipis. Tangan nya mengusap rambut kakak nya dengan penuh kasih sayang.

"Gue bukan pacar lo! Gue adek lo," ucap Rafa memperjelas.

Wanita itu mengangguki ucapan Rafa yang mengaku sebagai adik nya. Walaupun sebenarnya ia ragu, namun tidak ada salah nya percaya bukan?

"Mama sama papa ke sini besok pagi. Lo kenapa belum tidur?"

Mala menoleh ke arah Rafa. "Gak ngantuk," jawab nya.

Rafa berdecak. "Kebiasaan lo dari SMP ternyata gak ilang, masih suka insom ternyata."

Mala diam tak menjawab lagi. Mata nya kembali menatap bintang yang memenuhi langit malam.

Sebuah keajaiban untuk seorang Karina Anvalul Mala bisa terselamatkan dari kejadian beberapa tahun silam. Orang lain hanya tau ia sudah meninggal, terkecuali kedua orang tua nya, Rafa dan mungkin juga Andi.

Mala baru pulih beberapa minggu yang lalu, setelah ia benar-benar di nyatakan sembuh total. Hanya saja, ia belum diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan berat. Namun ada satu berita buruk dimana, Mala harus kehilangan seluruh ingatan nya.

Tetapi hal itu tidak dihiraukan oleh keluarga nya, yang terpenting Mala selamat dan kembali sehat.

***

"Chan?"

"Hem?" Ardy mendengkus kesal karena Chandra hanya menjawabnya dengan deheman.

"Dokter tadi bilang, Mala masih hidup."

Uhukk....

"Mati lo!" Maki Ardy.

Chandra mengusap dadanya dengan sabar dan menoleh ke arah Ardy yang sedang tergelak.

"Lo kalo ngomong yang bener ngapa. Nanti kalo om Andre denger, bisa dijotos lo!" Kata Chandra.

Ardy menghela nafas. "Tapi serius nyet. Gue denger sendiri orang itu ngomong," balas Ardy, kekeh.

Chandra kembali menyeruput kopi hangat nya, tanpa memperdulikan Ardy.

"Gue tau lo gamon."

***

2 tahun berlalu....

Dari kejauhan El melihat sahabat-sahabat nya yang sedang bercanda riang dengan istrinya masing-masing dan juga anak mereka. Terselip rasa iri dalam hati nya, namun ia sebisa mungkin menangkis hal itu.

Sudah hampir empat tahun lama nya setelah ia kehilangan istri nya, selama itu juga ia tak pernah membuka hati nya lagi.

Elvalio sudah menggantikan posisi ayah nya di perusahaan membuat nya sedikit sibuk dan mulai melupakan apa yang sudah terjadi. Mungkin hidup nya akan tetap begini, mengabdi di perusahaan sampai akhir hidup nya.

Ia tidak akan menjalin hubungan dengan perempuan mana pun lagi.

Helaan nafas yang begitu berat terdengar. El membalikkan tubuh nya, sepekian detik ia mematung. Senyuman yang sudah lama tak ia lihat kembali hadir.

Jantung nya berpacu dengan cepat. Ia menepuk pipi nya untuk menyadarkan apakah ini adalah sebuah mimpi.

"Mala?"

Sementara seorang wanita yang duduk celingukan ke sana kemari itu di buat kaget saat seorang pemuda menghampiri nya, dengan tatapan sedih dan tak menyangka.

Mala berkerut kening saat melihat mata El yang berkaca-kaca.

"Kamu nangis?" Tanya nya pelan.

El terhenyak. Apakah ia salah orang? Mengapa tanggapan wanita ini jauh dari ekspektasi nya? Namun mengabaikan itu semua, El langsung memeluk Mala dengan erat.

Wanita berambut panjang itu mematung, desiran aneh itu kembali muncul. Bahkan jantung nya berdegub abnormal.

"Ngapain lo?" Kedua insan itu menoleh, dan El melepaskan pelukannya.

"Rafa, ini istri gue kan? Ini Mala kan?" Tanya El, memohon agar Rafa menjawab nya.

"Bukan. Istri lo udah mati! Dan itu karna lo!" Tegas Rafa, dengan lantang.

"Gue....."

"Kalo seandainya lo gak gegabah, seandainya lo mikir jernih. INI SEMUA GAK BAKAL TERJADI! BAJINGAN!"

Bugh....

Sehabis Rafa menghantam rahang El. Pemuda itu menuntun kakak nya untuk pergi dari situ, tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.

Elvalio tersungkur, mata nya menatap kepergian dua orang itu. Ia sedikit merasa aneh karena Mala tidak memisahkan keduanya, dan wanita itu menatap El dengan dingin.

"Kamu ngapain?" El mendongak saat seorang gadis cantik menghampirinya.

"Bukan urusan lo!" Jawab El dengan tak santai.

"Emosian banget jadi cowok, pantes jelek."

El melotot tajam ke arah gadis itu. "Lo bilang gue jelek? Lo tu yang jelek. Dasar," ketus El.

Gadis itu bukan nya takut, ia malah tertawa melihat El yang sedang melotot ke arah nya.

"Kamu lucu banget, kaya boneka sapi ku," ucap gadis itu lagi sambil terkekeh.

"LO NYAMAIN GUE SAMA BONEKA?" sentak El yang mulai dongkol.

Gadis itu menutup wajah nya menggunakan telapak tangan nya.

"Air liur kamu muncrat, ih."

***

Pendek-pendek aja ya ges ya

Soal nya gak ada yang baca🥱 baca juga gamau vote

Tapi makasih udah mampir, see you next time 🤙🏻💘

Married With CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang