prologue

1.4K 134 14
                                    

"Sekitar jam 12, itu schedule kita,"

Aku menghela nafas saat mendengar managerku bicara. Bukannya aku tidak professional atau apa, tapi masalahnya semalaman aku tidak tidur karena harus menghadiri pers conference dan konser, dan sekarang aku harus pergi ke studio untuk check sound.

Ya Tuhan.

Aku perlu tidur.

Tidur.

Dan....

"Ve! Jangan tidur sekarang," teriak managerku.

Aku mengerang perlahan, "Aku.. perlu.. tidur.."

Resta melihatku. Sepertinya dia mengerti keadaanku sekarang. Aku mendengar dia menghela nafas.

"Baiklah, 15 menit,"

Tanpa diaba abai aku langsung menutup mata. Kudengar samar samar dia mengatakan "This is the risk to be a singer, ve".

"I know," desahku.

Tiba tiba saja....

Drrt, drrt

"Veve here," aku mendengarkan seorang pria berbicara disana.

"Akan ada konferensi lagi,"

"Kapan?" Tanyaku.

"Nanti saja lewat whatsapp agar lebih akurat ya,"

"Tapi kalau boleh tau, conference kali ini membahas apa?"

"Ide gila sang menteri. Menggabungkan para band yang seluruh personilnya laki laki dengan para penyanyi wanita solo,"

"Kau pasti bercanda!" Mustahil. Ini mustahil!

"Datang saja ya. Kau bisa memprotes dia kalau kau datang,"

Aku menutup telfon. Resta melihatku prihatin dan menepuk pundakku.

"Ada apa?"

"Aku rasa akan ada rules baru. Dan rules ini agak--- aneh,"

Oh dear.

ⓥⓥⓥ

Holaaa, ini pendek karena baru prologue. Ditunggu Vote dan commentnyaaa^^

Thanks for read, love!

rose in you [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang