chapter 17.

515 49 12
                                    

Veve POV

Aku tidak bisa melihat akan jadi seperti apa masa depan.

Tapi..

Aku lebih tidak bisa melihat akan jadi seperti apa One Direction setelah ini.

Akankah membaik?

Atau memburuk?

Bahkan hari ini aku tidak berniat pergi ke Lad form. Terlebih lagi setelah kejadian kemarin. Niall sepertinya tidak menganggapku sebagai team. Buktinya dia hanya mengajak bicara Harry, Peter, Zayn, Lou dan Liam. It's like, there's secret between them.

"Ve, jangan melamun!" Sentak Resta tiba tiba.

"Maaf," ujarku dan kembali memakan steak yang sudah kupesan. Aku dan Resta memutuskan untuk makan di Restorant yang dia dengar steaknya sangat enak. Tapi, kelezatan steak ini tidak bisa membuatku lupa akan boy band itu.

"Kau harus berhenti memikirkan mereka,"

Aku membuang nafas berat, "Andai aku bisa,"

Hanya satu pertanyaanku.

Apa yang Niall bicarakan dengan mereka?

"Kau pasti bertanya tanya, apa yang Niall bicarakan, benar kan?"

"Ya, dan dia sukses membuatku mati penasaran,"

"Kenapa kau tidak tanya Harry?"

"Harry?"

Dia melihatku bingung, "Yes. Why not?"

Harry? Apa dia mau memberitahuku?

"Call him,"

"Aku? Menelfonnya? Tidak tidak, rasa penasaranku tidak setinggi itu," bantahku tiba tiba. Aku tidak mau Harry berpikiran yang aneh aneh dan berekspektasi lebih jauh dari sekarang

Resta mengedikkan bahu dan, "Aku yang akan menelfonnya,"

"Wh---what!"

Resta mengabaikanku dan mendekatkan ponselnya ke telinga. Huh, orang ini memang sulit ditentang.

"Hai Harry... Iya, sebenarnya ini tentang Veve... Veve punya pertanyaan untukmu... Iya... Aku rasa kau harus membuat rasa penasarannya hilang..."

"Damn," umpatku sambil menggelengkan kepala.

Resta mengoper ponselnya padaku tanpa rasa bersalah. Dengan ragu aku mengambilnya.

"Veve here,"

"Kau mau bertanya apa, Ve? Kau tau, kau bisa bertanya apapun padaku,"

"Mmmm," aku menggigit bibir bawahku. "Aku---,"

"Ada apa?"

"Aku tidak yakin,"

"Tanyakan saja," suaranya melembut. God, Harry.

"Niall bicara apa dengan kalian?"

"Niall?" Harry terdiam. "Maksudmu pasti tentang pembicaraan kemarin, iya kan?"

"Hmmm,"

"Kau ada dimana sekarang?"

"D'steak georgino,"

"Aku kesana sekarang,"

Harry selalu cepat dalam mengambil keputusan, misalnya sekarang. Rasanya seperti dia tidak berpikir lagi saat bicara denganku.

Resta meminta kembali ponselnya.

"Harry mau kesini, ya kan?"

"Hmmm," aku kembali menghabiskan steakku. "Aku harap dia membawa Liam juga,"

rose in you [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang