chapter 16.

531 56 13
                                    

Kami mencoba mencari Niall secara berkelompok. Kelompok pertama, aku, Harry, Resta dan Liam. Kelompok kedua, Peter, Lou dan Zayn. Minggu yang indah ini harus kuhabiskan dengan mencari anak yang hilang? Lebih tepatnya, personil yang hilang.

"Kita harus menemukannya," ujar Peter saat kami selesai membagi kelompok. Dia adalah orang yang paling panik diantara kami semua saat tau Niall hilang.

Tentu saja.

Dia managernya.

"Ya, kalau tidak, world tour kita akan kacau," timpal Harry. Aku bisa lihat raut kecemasan di wajah Harry.

Liam menghela nafas, "London itu luas, dan dia berkendara dengan mobil. Belum lagi fansnya banyak, bagaimana kalau dia minta tolong fans untuk menyembunyikannya? Ini akan jadi sulit,"

"Tapi kita pasti menemukannya," ujarku. "Dad punya jaringan tersendiri, dia akan memberitahuku kalau sampai Niall keluar London,"

"Jaringan tersendiri?" Tiba tiba Zayn melihat kearahku dengan tatapan menyelidik, lalu, "Ah! Pantas saja aku merasa pernah mendengar namamu disuatu tempat!" Dia lalu menjentikkan jari. The boys melihat kearahnya dengan tatapan bingung.

Harry sampai memiringkan kepalanya, "Kau kenapa, Zayn?"

"Sir Ronald. Sir Ronald De Britz adalah ayahmu, iya kan, Ve?" Tebak Zayn.

"You right," aku tersenyum.

"Kau kenal dengan ayahnya?" Tanya Harry bingung.

Zayn terkekeh saat mendengar pertanyaan Harry. "Umm, itu--- ayahnya pernah menilangku dulu,"

"Aku tidak heran mendengarnya," ujarku sambil mengibaskan sebelah tanganku. Semua the boys -- kecuali Niall -- langsung menyoraki Zayn. Mereka sangat mengakui kalau Zayn adalah pengendara yang nakal. Dia suka sekali mengebut. Tiap diperingati, dia langsung berkata "Ini untuk memacu adrenalinku".

"Sudahlah, saatnya kita mencari Niall," ujar Louis disela tawanya.

"Aku mau pencarian kita tidak diketahui oleh paparazzi, mengerti?"

"Yes, Res,

Resta memberikan topi dan kaca mata hitam padaku. "Kau tau harus apa, Ve,"

"I know," jawabku sambil mengangguk. Aku langsung menggulung rambutku dan memakai topi serta kaca mata hitam itu.

Menyamar.

Itulah intinya.

"Dan aku harap kalian selalu mengaktifkan ponsel kalian,"

"Yes, Pet,"

Kamipun masuk kedalam mobil masing masing. Di mobilku, Harrylah yang menyetir dan aku disampingnya. Sebenarnya benar apa kata Liam, nyaris mustahil mencari seorang artis di London. Kalau Niall mau, dia sangat bisa meminta fansnya untuk menyembunyikannya.

"Apa yang dia pikirkan sebenarnya?" Desah Harry sambil melihat sekeliling.

Aku hanya bisa melihatnya dalam diam dan kembali memperhatikan jalan. Sepertinya kemarin Niall baik baik saja. Dia sudah sehat dan baik. Tapi kenapa dia pergi seperti ini? Kenapa dia tidak pulang?

"Kau... mengkhawatirkannya?" Tanya Harry.

"Semua mengkhawatirkannya, Harr,"

Harry menghela nafas, sepertinya dia juga bingung harus mengatakan apa.

Kami telah mencari ke penjuru London. Mulai dari tempat besar sampai cukup terpencil. Sudah dua kali aku berlari karena dikejar kejar fans. Dan entah apakah para paparazzi sudah mencium kejanggalan ini atau belum. Harrypun melakukan hal yang sama. Menyamar, walaupun itu sangat sulit dilakukan.

rose in you [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang