chapter 6.

781 81 33
                                    

"Sekarang, biar kubacakan hasil rapat private kami berdua," ujar Resta.

"Private??" Tanyaku pura pura kaget, "Jangan jangan kalian..."

"Hah?? Para manager, ternyata kalian diatas sedang..." ujar Harry tertahan.

"Bukannya Resta sudah punya pacar?" Tanya Liam pura pura kaget.

"Hah?! Sudah punya pacar?!" Ulang seluruh personil. Kaget mereka seperti seorang perempuan yang melihat kecoa. Lalu sekejap seruangan penuh dengan tawa. Mereka semua menertawakan wajah Peter yang sepertinya kaget dengan kenyataan itu.

"You got it, Res. You got it!" Kataku disela sela tawaku. Wajah Resta memerah.

Resta mendesah pelan, "Sepertinya kalian sudah klop ya dengan Veve dalam hal mengerjai seseorang,"

Peter berdiri disamping Harry dan sepertinya dia terlihat serius, "Guys, dengarkan baik baik. Aku tidak mau dia mengulanginya dua kali,"

Kulihat lihat Peter lebih terlihat keren daripada pacar Resta, O'Neill. Postur tubuh dan wajahnya mirip seperti Steven Strait. Aku tidak tau apakah akan terjadi sesuatu diantara mereka, tapi yang jelas, ada sesuatu di mata Resta yang menyiratkan suatu perasaan. Rasanya aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan dua gadis yang dikelilingi enam laki laki seperti ini dan seterusnya. Dan sepertinya aku harus mulai membayangkannya untuk bersiap siap.

"Jadi, kami sudah berkoordinasi dengan manager diseluruh dunia. Tujuan tour One Direction minggu depan adalah Bangkok. Kita akan ada disana selama 3 hari 2 malam,"

"Schedule kita tidak akan tabrakan dengan band lain kan?" Tanya Liam memastikan.

"No, kita sudah booking dan saat ini juga semua manager sudah tau kalau kita booking Bangkok. Jadi tidak akan ada yang mengkudeta tempat kita," Jelas Peter. Sepertinya dia sudah tau kalau Liam akan menanyakan itu.

Semua mengangguk angguk tanda mengerti. Ini adalah world tour pertama untuk band maupun penyanyi solo di angkatan ini. Jadi kami menyebut tahun ini dengan sebutan Tahun Music. Sebuah negara akan didatangi secara bergantian oleh banyak sekali band dalam rentang waktu yang tidak begitu jauh.

"Setelah Bangkok, kita kemana?" Tanyanya lagi.

Resta melihat kearah Peter yang sedang memberikan isyarat mata.

"Itu rahasia," ujar mereka bersamaan.

Liam mendesah, "Ya ya ya,"

"Kami tau ini cukup jauh, tapi memang untuk saat ini Bangkoklah yang terbaik," Tambahnya.

"Kalau kau dan Resta sudah berpikiran begitu, kami yakin itu yang terbaik," ujarku yang langsung membuat Resta tersenyum. "Walaupun aku tidak tau apa alasannya,"

"Kami sudah memikirkan sangat jauh, Veve cantik," ujar Resta sambil merangkulku. "Apalagi untuk mencegah personil yang cinlok,"

"Hah?!" Seru Niall.

Semua langsung melihat kearahnya. Keningku sampai berkerut karena herannya. Saat sadar dia diperhatikan, dia langsung membungkam mulutnya dengan tangan.

"NIALL? KAU KENAPA?" Seru semua personil lalu menertawakannya. Liam sampai memegang perutnya yang sakit karena tertawa terlalu hebat. Zayn terlihat mau menangis.

Resta tertawa tak karuan, "Aku tau Harrylah yang paling muda, tapi tidak kusangka Niall selugu ini,"

"Niall, kau harus lihat wajah polosmu," ujar Harry disela tertawanya.

Wajah Niall memerah. Kaget sekali dia saat mendengar kata kata "mencegah personil yang cinlok". Dia lalu menggeleng gelengkan kepalanya dan melihat kearah lain. Peter lalu mendekatinya dan membisikinya sesuatu. Wajah Niall langsung berubah dan dia bergumam, "bukan hanya aku".

rose in you [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang