Still Harry POV
"Dia terlalu fokus pada kariernya. Salahkan Taylor yang selalu mencapnya amatir dulu. Veve jadi tidak pernah memikirkan tentang hal hal yang berbau cinta seperti itu," Jelas Resta saat aku menanyakan kehidupan percintaan seorang Verera De Briz.
"Tidak ada yang tidak mungkin, Res,"
"Tunggu, apa Veve tau kalau kau mantan Taylor?"
"Tau," jawabku sambil melihat lagi kearah Veve. Aku baru sadar, dengan wajah tanpa ekspresipun dia cantik sekali.
"Apa reaksinya?"
Aku berpikir sejenak, "Biasa saja,"
"Kau harus kerja keras kalau mau mendapatkan dia, apalagi membuatnya jatuh cinta padamu,"
"Dia memang pantas diperjuangkan,"
Kulihat Veve berjalan kearah kami setelah berpamitan dengan para merpati. Burung burung disekitarnya mulai bertebangan pergi.
"Hai," ujarnya senang.
"Sudah menikmati suasana?" Tanya Resta.
Dia tertawa, manis sekali, "Aku suka tempat ini,"
"Kau mau kesini kalau kita sudah menikah nanti?" Godaku yang langsung dibalas dengan tatapan heran darinya. Ya ampun, aku tidak bisa berhenti menggodanya.
"Harry, jangan bermimpi terlalu tinggi," ujarnya sambil memukul lenganku pelan dan duduk disampingku.
"Tapi justru mimpi yang setinggi itulah yang membuat kita mau berjuang," jawabku bijak.
"Hmmm," dia mengangguk setuju. "Terserah apa katamu saja,"
"Tapi kau betah kan disini?"
Veve POV
"Tapi kau betah kan disini?"
"Kalau bukan karena rules itu aku tidak akan disini," ujarku heran.
"Tapi kau betah kan disini?"
Aku kembali berpikir namun belum bisa menemukan jawabannya. Apakah aku betah disini? Diantara orang orang ini? Didekat Harry? Ya, sederhananya aku betah disini, tapi tidak akan kubiarkan Harry mendapat jawaban yang dia inginkan semudah itu. Sekarang giliranmu, Harry.
"Sepertinya kau sangat ingin aku bilang iya, ya kan?" Tanyaku sambil menyisir rambutku dengan tangan.
"Aku tidak akan memaksa seorang gadis, Ve,"
Harry..Aku mulai bisa melihat Harry dari sisi yang lain. Dia baik, tidak suka memaksa dan yang aku ingat pertama kali adalah dia pernah membelaku dari band band yang mau melakukan perekrutan dini. Pribadi yang baik. Aku akan coba membiasakan diri dengan mata nakalnya. Sepertinya masih lama kita akan bersama seperti ini.
Tunggu.
Sejak kapan aku memikirkan orang lain seperti ini? Seperti tidak ada hal lain saja yang bisa aku pikirkan. Aku menggeleng gelengkan kepala dan aku tau Harry melihatnya.
"Kenapa? Kau mulai sadar kalau aku bukan ordinary boy? Atau kau mulai menyukaiku?" Tanyanya sambil tertawa.
Aku memutar kedua bola mataku. Tiba tiba seseorang menutup kedua mataku. Pasti bukan Harry, karena aku masih melihat dia memegangi kedua tangannya.
"Niall," tebakku. Orang itu melepaskanku dan tertawa. Tertawa renyah itu pasti Niall.
"Kau tau?" tanyanya sambil berjongkok dibelakangku. "Sekarang kita impas,"
Aku menopang dagu sambil tersenyum, "Whatever, Niall,"
Kulihat Harry melihat Niall dengan tatapan yang bagiku agak aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
rose in you [h.s]
Fiksi Penggemar"every rose has it's thorn, just like every night has it's dawn." [Written in Bahasa] Amazing cover by: Wattpad Cover maker copyright © 2015 by softsykes