chapter 1.

1.2K 130 23
                                    

Udara dikota London benar benar sejuk. Aku yang baru pindah kesini dua tahun lalu akhirnya sadar kalau lingkungan ini sangat cocok untukku. Daun daun mulai menguning. Pertanda akan segera musim gugur. Angin yang berhembus itu menerpa wajahku perlahan. Tanganku merasakan dinginnya penghalang besi yang membatasi antara balkonku dan dunia luar.

"Sering sering aku begini dan lelahku pasti hilang," ujarku sambil merenggangkan tubuhku. 1 jam lagi dan aku harus bersiap siap.

Namaku Verera De Britz. Orang orang biasa memanggilku Ve. Ya, dari namaku orang bisa menebak kalau aku orang Belanda. Dua tahun lalu, aku sekeluarga pindah ke Inggris karena Dad dapat pekerjaan baru. Dan semenjak itulah karierku melejit sebagai seorang penyanyi.

Aku mendengar seseorang membuka pintu kamarku, "Ve, kuharap kau tidak lupa kalau akan ada konferensi pers malam ini," ujar Resta. Pasti Resta.

"Tidak," ujarku sambil mengalihkan pandangan kearah Resta. "Res, aku punya firasat buruk tentang hal ini."

Resta mengernyitkan dahi.

"Kenapa?"

"Entahlah, perasaanku tidak enak,"

Dia diam sebentar, lalu "Sudahlah. Tidak akan ada yang terjadi, Ve. Sekarang saatnya kau untuk ganti baju dan mengurus rambut dan wajahmu,"

Resta menyodorkan dress putih pendek tanpa lengan dengan pita emas dipinggangnya. God, stop this feeling.

ⓥⓥⓥ

Tidak diperlukan waktu lama untuk sampai ke tempat diadakannya konferensi pers. Konferensi pers ini diadakan oleh kementrian kesenian di London. Jarang sekali mereka mau mengurus hal hal tentang permusikan seperti ini.

Sesampainya disana, sorotan lampu, kamera dan teriakan fans langsung menyambutku. Syukurlah aku sudah terbiasa. Artis baru bisa langsung sakit mata dengan sorotan blitz yang bertubi tubi seperti sekarang ini. Aku langsung melihat sahabatku sesama penyanyi ada diatas tangga sebelum main entrance. Clarissa Vir.

"Ve!" Teriaknya saat melihatku.

"Hai Ris!"

Kami berpelukan sejenak.

"Aku suka matamu. Makin seperti daun," ujarku sambil tertawa kecil.

"Kau ini. Aku justru suka pada rambutmu, selalu bagus!"

Kami berdua tertawa.

"Girls, kalian harus masuk," ujar Resta menyela kami berdua.

Aku melihatnya dan mengangguk.

Tapi sebelum kami masuk, ada mobil hitam yang menarik perhatian kami. Seluruh fans yang ada dibalik barikade polisi langsung berteriak tak karuan. Bahkan diantara mereka, banyak yang menangis histeris. Pasti orang didalamnya adalah artis terkenal.

"Who's them?" Tanyaku.

Clarissa menajamkan mata lalu pintu mobil itu terbuka. Dia melihat kearahku lalu mengedikkan bahu, "Guess who."

"Mereka kan, kalau tidak salah--"

"One Direction," ujarnya melanjutkan.

Lima laki laki keluar dari mobil yang mereka naiki dan berjalan menuju kami. Aku tau mereka, hanya saja tidak terlalu update dan memerhatikan. Baiklah, mereka berlima, dan menuju kesini.

Yang berambut blonde melihatku dan tersenyum. Matanya biru. Mata khas orang Irlandia yang tidak akan pernah kumiliki.

"Kalian pasti Veve dan Clarissa, betul kan?" Tanyanya.

rose in you [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang