4. ARNAV DAN RAHASIA

2.1K 156 9
                                    

4.
ARNAV DAN RAHASIA

Sadar tidak sadar, kata yang awalnya adalah "rahasia" pasti akan berubah menjadi kata "bohong"

•••

Hari ini, Senja dan Rain sedang berada di restoran. Bukan untuk makan, melainkan untuk membantu Ratna. Biasanya, saat libur atau jika mereka pulang sekolah cepat, Senja dan Rain akan membantu Ratna di restoran. Apalagi di hari minggu seperti ini, restoran mereka akan ramai dengan pengunjung. Suara lonceng yang tergantung pada pintu masuk restoran berbunyi, pertanda ada pelanggan yang masuk. Mendengar suara lonceng dari arah pintu, Senja segera menghampiri pelanggan yang sudah duduk di salah satu kursi kosong. Tidak lupa Senja membawa buku catatan kecil serta pulpen terlebih dahulu untuk mencatat pesanan nanti.

"Mau pesan apa, Mas?" tanya Senja tanpa melihat wajah pelanggan itu, ia lebih fokus pada buku serta pulpennya.

"Saya pesan nasi goreng sama jus alpukat," jawab orang itu, juga tanpa melihat ke arah si pelayan karena fokus pada buku menu yang berada di tangannya.

Senja menegakkan kepalanya, dia merasa kenal dengan suara barusan. "Agum?"

Agum mendongakkan kepalanya secara perlahan saat namanya di sebut.

"Senja? Lo ngapain di sini?"Agum memperhatikan pakaian yang dikenakan oleh Senja, lalu melihat kanan kiri. Baju yang dipakai Senja ternyata sama dengan pegawai restoran lainnya. "Lo kerja di sini?" Agum bertanya lagi.

Senja tidak menjawab pertanyaan cowok itu. Setelah mengatakan, "Pesan itu aja, kan?" Senja langsung berbalik, hendak pergi.

Agum menarik pergelangan tangan Senja."Eh, tunggu dulu!"

"Ada yang mau lo pesan lagi?" tanya Senja dengan raut wajahnya yang datar.

"Lo kerja di sini? Kenapa enggak kasih tau gue?" tanya Agum penasaran.

Senja menatap Agum dengan tatapan yang tidak bisa cowok itu baca. Dari awal masuk sekolah, pria yang sedang mengenakan hoodie polos dengan celana jeans hitam ketat dan sepatu sneakers ini selalu saja penasaran dengan kehidupan Senja.

"Enggak penting," ujar Senja, ia lalu menarik tangannya dan hendak pergi lagi.

Agum kembali menarik lengan Senja agar gadis itu tidak pergi. Saat Agum ingin kembali bersuara, lonceng yang berada di atas pintu kembali berbunyi. Senja dan Agum melihat ke arah pintu, ternyata itu Arnav. Pacar Rain itu melihat sekitar, lalu pandangannya berhenti pada Agum dan Senja. Pria yang memakai kemeja hitam polos berlengan pendek itu langsung menghampiri dua orang tersebut.

Senja menarik lengannya saat Arnav sudah berdiri di dekat mereka, "Cari Rain, ya, Ar?"

Arnav mengangguk, kemudian mengalihkan pandangannya pada Agum. "Lo ngapain di sini?"

Agum berdecak. "Di restoran, ya, makanlah. Ya kali gue berenang," jawab Agum ketus.

Agum sering ikut bergabung dengan Senja, Rain, dan Arnav jika sedang di kantin. Namun, Agum dan Arnav tidak pernah bicara, sekadar saling tegur sapa saja tidak pernah. Yang Agum tau Arnav adalah pacar Rain.

Rain keluar dari dapur restoran setelah berganti pakaian. Hari ini, ia dan Arnav akan pergi keluar. Gadis itu tersenyum lebar saat melihat Arnav yang ternyata sudah datang. Rain berjalan dengan cepat untuk menghampiri kekasihnya itu.

"Ngapain lo di sini?" tanya Rain jutek pada Agum.

"Berenang!” ketus Agum kesal. “Ya makanlah! Nanya mulu lo pada." Agung menatap Senja, Rain, dan Arnav secara bergantian. "Terus lo bertiga ngapain di sini? Janjian?" tanya Agum penasaran.

Selama sekolah di SMA LITA, baru kali ini Agum bertemu dengan Senja, Rain, dan Arnav di luar sekolah, padahal Agum sering datang ke restoran ini. Namun, baru kali ini dia bertemu tiga orang itu secara bersamaan.

"Kepo banget, sih, lo, Gumgum!" timpal Rain. Agum terdiam sebentar seperti sedang mengingat sesuatu.

OVER ONS [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang