9. VILLA

1.4K 118 0
                                    

9.
VILLA

Kalah atau menang itu biasa, katanya.
Jika saat itu kamu menang, itu artinya keberuntungan sedang berada di pihakmu. Jika saat ini kamu kalah, maka keberuntungan sedang berpihak pada lawanmu.

•••

Senja sedang duduk di sebuah kayu lebar yang berada pinggir danau. Gadis itu memasukkan kedua kakinya ke dalam air, sedangkan kedua tangannya ia letakkan di antara sisi kiri dan kanan paha untuk menopang tubuhnya.

Kepalanya menunduk untuk menatap air danau, terlihat kakinya sedang bergerak-gerak di bawah sana. Sesekali, gadis itu juga menghela napasnya pelan. Lamunannya terhenti saat Rain datang dan ikut duduk di sebelahnya. Sepupu Senja itu juga memasukkan kakinya ke dalam air.

Rain melirik Senja sebentar. "Udah, jangan terlalu dipikirin. Niat kita ke sini, kan, mau nenangin pikiran."

Sekarang, Senja dan Rain sedang berada di sebuah vila yang terletak di daerah Bogor, Puncak. Ratna sengaja mengajak kedua putrinya itu ke Puncak untuk sekadar berlibur dari kegiatan yang memusingkan otak mereka dan menenangkan pikiran sebelum kedua anak gadisnya itu disibukkan dengan belajar untuk ujian kelulusan yang tinggal beberapa bulan lagi.

Belum lagi Senja yang sedang sedih karena saat olimpiade Matematika kemarin, ia mendapat juara dua. Biasanya, saat ikut olimpiade, Senja selalu meraih juara pertama. Hal itu membuat Senja sedikit kecewa pada dirinya sendiri. Sementara Arnav, cowok itu meraih juara pertama dalam olimpiade Fisika-nya.

Senja kembali menghela napasnya. "Ini gue lagi nenangin pikiran," katanya tanpa menoleh pada lawan bicara.

"Dih, duduk di sini sendirian bisa buat lo makin kepikiran, Senja Agnesia," Rain memegang pundak sepupunya itu. "Lo sendiri, kan, yang bilang, kalah menang itu biasa. Lagi pula, lo dapat juara walaupun bukan juara pertama. Jadi, jangan terlalu dipikirin. Lo udah berusaha melakukan yang terbaik."

Setelah hampir setengah jam duduk di pinggir danau, Senja dan Rain kembali ke vila. Ratna dan Arnav pasti sudah menunggu mereka sejak tadi karena hari sudah sore. Pandangan Senja tertuju pada dua mobil yang terparkir rapi di depan vila. Bukankah tadi hanya ada satu mobil? pikirnya.

Tadi, mereka berangkat menggunakan mobil Arnav karena cowok itu memang diajak untuk ikut oleh Rain. Jadi, kekasih Rain itulah yang menyetir selama perjalanan tadi.

"Mobil putih ini punya siapa?" tanya Senja saat ia sudah berdiri di samping mobil putih yang dimaksudkannya tersebut.

"Mobil Agum," jawab Rain yang sudah berada di depan pintu vila.

Senja menghentikan langkahnya saat mendengar jawaban Rain. "Hah? Kok bisa?"

"Ya, bisalah. Udah, ayo, buruan masuk!" sjak Rain.

***

Ratna, Agum, dan Arnav sedang berada di dapur. Kedua cowok itu sedang membantu Ratna menyiapkan bahan-bahan untuk BBQ dan makanan ringan untuk acara mereka nanti malam. Suara Ratna dan Agum yang sedang asyik bercerita mendominasi dapur. Sesekali, Agum juga menceritakan hal lucu yang membuat Ratna tertawa.

Sementara Arnav, jangan tanya bagaimana responsnya saat mendengar lelucon Agum, cowok itu jelas tidak tertawa. Dia hanya sesekali menjawab pertanyaan Ratna atau sekadar tersenyum tipis kemudian kembali fokus dengan kegiatannya.

OVER ONS [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang