20. SENJA, RAIN, DAN MAMA RATNA (1)

1.9K 110 3
                                    

20.
SENJA, RAIN, DAN MAMA RATNA

Kata Mama, "Jadilah manusia bahagia tanpa merebut bahagia orang lain. Lalu, jadilah bahagia untuk orang tanpa berpura-pura menjadi orang lain."

•••

"Dimakan nasi gorengnya Rain, jangan lo aduk-aduk gitu," tegur Senja pada Rain. Sedari tadi, sepupunya itu hanya mengaduk-aduk nasi gorengnya tanpa berniat akan memakannya.
"Gue enggak selera makan."

"Kalau enggak selera, kenapa lo pesan, Hujan? Mubajir banget lo," sahut Agum.

Rain menatap sebal pada Agum. Cowok itu sekarang selalu ada di samping Senja. Di mana ada Senja, maka di situ juga ada Agum. Menyebalkan.

"Mending lo diem, dah, Gumgum. Atau lo pergi, deh. Pusing gue lihat lo," usir Rain.

"Ini kantin bukan punya nenek moyang lo, ya, Hujan. Jadi, lo enggak boleh ngusir gue,"

"Senja, pacar lo, ih! Mancing emosi gue mulu," Rain mengadu pada Senja.

"Ngapain juga gue mancing emosi lo? Bagus juga gue mancing ikan, abis itu gue makan."

"Dimasak dulu baru dimakan," koreksi Senja.

"Tapi, lo yang masakin, ya, Sen," kata Agum sembari tersenyum manis pada Senja.

Rain berdecak kesal melihat dua orang yang duduk di depannya itu. "Lo berdua kalau mau pacaran bias jangan di depan gue, enggak?"

"Siapa yang pacaran? Orang kita lagi ngobrol. Lo tau ngobrol, enggak, Hujan?!"

"Diem, deh, Gum. Enggak usah ngejawab terus. Makin kesel gue lihat lo."

Agum memandang Rain serius, "Nih, ya, Rain, gue kasih tau sama lo. Lo boleh cinta, tapi jangan sampai lo bego cuma gara-gara cinta itu. Cinta juga harus pakai otak, enggak cuma perasaan."

"Agum, lo—” ucapan Senja terhenti.

"Gue pergi, deh. Lo jelasin, tuh, ke sepupu lo. Biar dia enggak bego-bego amat. Bego, kok, dipelihara?"

Bukannya bagaimana, Agum hanya sedikit kesal pada Rain yang seperti orang kehilangan arah hanya karena tidak bertemu dengan Arnav. Rain juga terus merengek pada Senja, dan itu benar-benar membuat Agum pusing sendiri sekaligus kasihan. Agum berlalu meninggalkan Senja dan Rain. Sementara Senja, ia bingung dengan apa yang dimaksud oleh Agum barusan.

"Itu anak kenapa, sih?" batin Senja.

"Rain," panggil Senja.

"Maksud Agum apa barusan? Gue enggak bego, ya!" Kalaupun memang Rain bego, tidak mungkin juga dia mengakuinya, kan?

"Ha? Gue juga enggak tau. Lo, kan, tau dia emang rada aneh anaknya," ujar Senja asal. "Udah, lo jangan terlalu mikirin Arnav. Mungkin dianya sibuk."

"Sesibuk apa pun dia, seharusnya dia bisa balas chat gue. Dia juga harusnya kabarin gue kalau hari ini enggak masuk sekolah lagi."

Hari ini, Arnav kembali tidak masuk sekolah. Rain juga sudah menghubungi cowok itu, tetapi tidak ada balasan. "Entah dianya menghindari gue atau emang dia malah mulai suka sama Nisa," lanjut Rain.

OVER ONS [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang