25. BEDA KEYAKINAN

1.3K 102 5
                                    

25.
BEDA KEYAKINAN

Aneh, ya, dia. Padahal, sudah dicintai dengan tulus oleh gadis yang berhati tulus. Tetapi, malah ditinggalkan. Apa kabar aku? Yang mencintai gadis itu dengan tulus, tetapi tidak bisa memiliki.

•••

Senja dan Ratna menatap ke arah Rain dengan cemas. Bagaimana tidak? Wajah gadis itu sangat pucat sekarang. Walaupun begitu, dia tetap ingin berangkat ke sekolah. Padahal, Senja dan Ratna sudah berusaha untuk menyuruh Rain untuk istirahat saja.

"Kamu benaran mau sekolah, Rain?" tanya Ratna lagi. Sudah berkali-kali wanita paruh baya itu menanyakan hal yang sama pada Rain, jawaban putrinya masih saja tetap sama. Rain lagi-lagi mengangguk, mengiyakan.

"Muka lo pucat, Rain. Lo istirahat aja. Dua hari lagi kita ujian, lo jangan sampai sakit." Entah sudah berapa kali Senja menyuruh sepupunya itu untuk istirahat. Lagi pula, hari ini tidak ada kegiatan belajar mengajar. Karena sebentar lagi ujian, guru-guru sedang sibuk mengurus segala urusan yang berkaitan dengan ujian kelulusan mereka.

"Gue udah enggak kenapa-kenapa, Senja. Ini udah baikan, kok." Rain menatap Senja yang hanya diam saja di tempatnya. "Ayo, berangkat, nanti kita telat."

Ratna menghela napasnya berat. Putrinya ini memang sangat keras kepala. "Blazernya jangan kamu pegang aja, Rain, harus dipake," Ratna mengingatkan.

"Iya, Ma," Rain mencium punggung tangan Ratna, diikuti juga oleh Senja.

Ratna mengusap rambut Senja. "Kalian hati-hati. Kamu jagain Rain, ya, jangan sampai kenapa-kenapa lagi."

Senja mengangguk. Kemudian mereka berdua pamit dan segera berangkat menuju sekolah.

***

Pagi ini, SMA LITA sedang heboh dengan berita putusnya hubungan Rain dan Arnav. Bagaimana tidak? Pasangan itu sudah tiga tahun bersama. Lalu, tiba-tiba putus begitu saja di tengah jalan. Banyak yang menyayangkan kandasnya hubungan mereka. Tetapi, banyak juga yang senang akan hal itu.

"Ini Rain sama Arnav benaran putus?" Aber masih tidak percaya dengan gosip yang beredar itu.

"Anjir, si Arnav tampangnya kaya orang baik, tetapi ternyata bangsat juga," timpal Mahmud.

"Pacaran udah tiga tahun tetapi ujung-ujungnya putus juga. The real buang-buang waktu yang sesungguhnya, ya, ini," lanjut Aber.

"Kasihan Rainnya, enggak, sih? Tuh cewek padahal bucin abis sama Arnav," tambah Mahmud.

"Gue, sih, seneng Rain putus sama Arnav. Kalau bias, kita rayakan putusnya mereka," kata David senang.

"Gue udah tau isi otak busuk lo itu, Vid," ucap Mahmud.

"Masih pagi enggak usah gossip. Lo pada jatuhnya kaya ibu-ibu rumpi di komplek rumah gue," celetuk Agum yang sedari tadi hanya diam mendengarkan ocehan teman-temannya itu. "Lo juga, Vid. Teman lo baru putus, lo malah kesenengan. Kagak punya ahklak lo emang."

"Emang kagak ada, Gum. Asal lo tau aja, teman lo yang minim akhlak ini suka sama Rain dari lama, tapi dia malu-malu tai kucing!" sembur Mahmud.

"Tapi, Arnav sama Rain benaran putus, enggak, sih, Gum? Lo, kan, pacar Senja, lo pasti lebih tau," tanya David. Dia masih belum yakin jika tidak mendengar dari sumbernya langsung.

OVER ONS [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang