Bab masih lengkap‼️SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA‼️
________________________________
Publish : 15 Desember 2021
Republish : 17 Maret 2022
End : 25 April 2022
________________________________
Tersembunyi. Itulah status salah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*****
"Mba Dira, ayo." Ujar Alma mengajak.
"Hah? Ayo kemana?" Tanya Dira bingung.
"Ke ndalem."
"Ngapain?"
"Ya piket toh Mba." Jawab Alma jengah.
Dira menghela nafas malas. "Baru juga duduk." Katanya karena memang dirinya baru saja mendaratkan bokongnya di depan kamar asrama.
"Ayo, Mba. Nggak enak sama Umma kalo kita ke sananya lama."
"Lo aja sono, gue cape."
"Cape ngapain toh? Wong Mba Dira dari tadi juga nggak ngapa-ngapain."
"Lo nggak liat dari tadi gue jalan-jalan?"
"Liat kok."
"Nah itu. Gue cape, abis mondar-mandir."
"Lagian ngapain Mba Dira mondar-mandir?"
"Gue gabut, bosen, daripada nggak ngapa-ngapain ya jalan-jalan lah."
Alma mendengus malas. "Udah lah, Mba, nggak usah ngeluh terus, nggak baik. Mending sekarang kita ke ndalem aja. Nggak enak sama Umma yang udah nunggu."
"Mager ah."
"Mba, nggak boleh gitu loh. Selain karena kewajiban, kita juga bisa dapet berkah dari Kiyai."
Dira tak membalasnya dan malah membuang muka.
"Mba, ayo." Paksa Alma yang kini malah menarik-narik lengan Dira.
"Males, Al. Ah elah!"
"Nggak ada males-malesan. Kalo males, nanti suaminya jelek."
"Dapet teori dari mana lu begitu, hah?"
"Bikin teori sendiri. Udah deh Mba Dira nggak usah ngomong terus."
"Yang ada juga elu yang ngomong terus!"
Kini Dira hanya pasrah tangannya ditarik-tarik oleh gadis yang lebih muda dua tahun darinya itu, hingga mereka sampai di ndalem yang ternyata sudah ditunggu oleh Umma Hafsah.
"Hehe, assalamu'alaikum, Umma." Ucap Alma sambil mencium punggung tangan wanita yang menjadi Ibunya selama ia di pesantren.
"Assalamu'alaikum." Ucap Dira yang juga mencium punggung tangan Umma Hafsah.
"Wa'alaikumussalam." Jawab wanita itu tersenyum hangat.
"Udah sarapan, Nduk?" Tanya Umma Hafsah.
"Hehe, belum, Umma." Jawab kedua gadis itu.
"Ya udah, sarapan dulu sana. Di dapur ada makanan tuh, dimakan, ya?" Tutur Umma Hafsah.