TH | 11

575K 62.8K 8.4K
                                        

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****




"Papah tenang aja, anak-anak Papah aman di sini."

"Gus Abi."

Abi langsung menoleh saat suara seorang perempuan yang ia kenali menusuk telinganya.

"D-Dira." Ucapnya dengan tergagap karena terkejut Dira tiba-tiba sudah ada di belakangnya.

Hayo yang kemaren nebak Raya mana??😅

Abi segera mematikan sambungan telfonnya dengan Malik dan berdehem singkat untuk menetralkan rasa terkejutnya. Dira tidak mendengar percakapannya dengan Malik, kan? Abi takut Dira mendengarnya dan rahasia mereka terbongkar.

Sebenarnya tidak masalah bagi Abi jika Dira mengetahui status mereka, hanya saja...sekarang bukanlah waktu yang tepat!

"Ada apa?" Tanyanya.

Dira menaikkan sebelah alisnya curiga. "Telfonan sama siapa?"

"Temen." Jawab Abi dengan nada datar.

"Temen? Temen kok manggilnya Papah?"

Abi kembali berdehem dan menatap mata gadis di depannya lekat-lekat agar terlihat meyakinkan. "Apa urusannya sama kamu? Apa kamu harus tau tentang saya? Apa kamu harus tau siapa yang saya telfon? Memangnya kenapa kalo saya memanggil teman saya dengan sebutan Papah?"

"Y-ya, aneh aja! Masa cowok manggil Papah ke temennya? Kalo cewek sih wajar, manggil bunda ke temennya. Tapi ini cowok! Aneh banget." Dira jadi ngeri. Jangan-jangan....

"Kenapa wajah kamu kaya gitu?" Tanya Abi heran karena melihat ekspresi Dira yang menampakkan kengeriannya.

"Gus Abi belok, ya!" Tuduh Dira sambil menunjuk laki-laki di depannya.

"Belok apa? Saya dari tadi di sini. Tidak belok kemana-mana." Ujar Abi yang tidak konek dengan tuduhan yang Dira todongkan padanya.

Dira berdecak kesal. "Gay maksudnya."

Abi langsung membulatkan matanya. "Astaghfirullah hal adzim. Jangan ngomong asal ngomong kamu. Saya masih waras, masih lurus, nggak belok, dan Insya Allah nggak bakal belok."

Dira meringis dan menggaruk pelipisnya sendiri. "Ya abisnya aneh banget sih Gus Abi. Manggil temen pake sebutan Papah, ya saya pikirannya ke mana-mana, lah."

Abi mendengus dan menatap Dira sebal. "Dalam islam menyukai sesama jenis itu sangat diharamkan, jadi mana mungkin saya menyukai sesama jenis."

"Ya maaf sih."

"Ada apa kamu panggil saya?" Tanya Abi kembali ke topik awal.

Dira membuka mulutnya sambil menjentikkan jarinya saat teringat tujuannya memanggil Abi. "Itu, eee....apa namanya...ada yang nyariin."

"Siapa?"

"Paket kayaknya." Jawab Dira tidak yakin.

Pasalnya, saat ia sedang berjalan tak jauh dari gerbang utama, Pak Yatno, satpam pesantren ini, memanggilnya dan meminta tolong untuk dipanggilkan Gus Abi, karena ada yang mencari.

The Hidden [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang