TH | 33

529K 60.2K 4.6K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



*****



Di pagi yang cerah ini, wajah Dira juga tak kalah cerahnya seperti langit. Perempuan itu dari tadi setelah sarapan dan membantu Umma Hafsah, ia belum keluar kamar lagi. Dira sibuk dengan benda pipih nan canggih di tangannya.

Bagaimana tidak senang? Setelah sekian abad lamanya, akhirnya Dira mendapatkan handphonenya lagi. Waktu itu Dira pernah berkata ingin minta tolong pada Danita untuk mengirim handphonenya ke pesantren kan? Nah kemarin sore paketnya datang. Jelas Dira senang.

Saking senangnya ia mendapatkan teman, Dira sampai bergadang memainkan handphonenya hingga dimarahi oleh Abi.

Kata Abi begini, "Kalo main hp boleh, tapi inget waktu, inget kesehatan. Bergadang kaya gini dikiranya bagus buat kesehatan apa? Tidur! Kalo nggak mau nurut suami, hp kamu Mas sita selama 2 bulan."

Lalu Dira menjawab, "Dulu aku juga sering bergadang kok, tapi nggak kenapa-kenapa."

"Mau dapet pahala nggak?" Tanya Abi yang diangguki oleh Dira.

"Makanya nurut sama suami."

Akhirnya Dira menurut juga. Daripada handphonenya disita  2 bulan. Udah nggak main handphone lagi, dapet dosa pula gara-gara ngelawan suami.

Dan kegiatan main handphone pun berlanjut saat pagi seperti ini. Dira sedang bercengkerama dengan teman-temannya yang berada di Jakarta lewat via vidio call.

"Kangen banget gue sama lo, Dira!" Seru Mega di sebrang sama dengan gembiranya.

"Gue juga kangen sama kalian." Balas Dira tak kalah antusiasnya.

Tidak hanya Mega, tapi juga beberapa taman laki-lakinya ikut bergabung dalam obrolan itu.

"Gila, Dir. Pangling gue liat lu. Jadi ukhti loh sekarang." Celetuk Jovan.

"Ho'oh. Syukur deh kalo lo bisa berubah di sono." Raka menimpali.

"Betah di sono, Dir?" Tanya Arjun.

"Betah dong!" Jawab Dira dengan semangat.

"Btw, kamar lo kok bagus banget? Perasaan waktu gue jenguk sepupu gue di pesantren, kamarnya nggak sebagus itu. Sekamar juga isinya kaya orang seRT, banyak banget." Cetus Desta yang heran melihat ranjang Dira dan Abi yang besar dan tertata rapi.

Dira malah tersenyum malu-malu harimau.

"Dih? Ngapa tuh bocah senyum-senyum." Ujar Rama dengan wajah gelinya.

"Ini emang bukan kamar asrama, tapi kamar--"

"Assalamu'alaikum." Ucapan Dira terpotong oleh Abi yang masuk ke kamar sambil mengucap salam.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Dira menatap suaminya dengan wajah bahagianya.

"Mas, sini deh." katanya menyuruh Abi duduk di sampingnya.

The Hidden [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang