TH | 05

606K 71.3K 14.4K
                                    

BAGI PEMBACA LAMA TOLONG JANGAN SPOILERKALO ADA YANG SPOILER LANGSUNG AKU HAPUS KOMENTARNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGI PEMBACA LAMA TOLONG JANGAN SPOILER
KALO ADA YANG SPOILER LANGSUNG AKU HAPUS KOMENTARNYA

*****



Setelah menghabiskan waktu sekitar satu jam lebih untuk mengelilingi pondok pesantren yang terbilang besar ini, Dira dan Raya kembali ke ndalem karena Malik serta Danita akan pulang ke Jakarta.

Kedua kakak-beradik itu melambaikan tangannya pada taksi yang membawa orang tua mereka pergi ke bandara.

"Kak." Panggil Dira pada Raya.

"Hm?"

"Lo ada baju, nggak?"

"Ya ada lah. Kenapa emangnya?"

"Gue pinjem dong."

"Loh? Emangnya kamu nggak bawa baju?" Tanya Raya yang mendapatkan gelengan disertai cengiran dari adiknya.

"Terus kamu ke sini bawa apa? Masa nggak bawa baju?"

"Gue bawa baju ya cuma yang gue pake ini. Terus gue dari rumah cuma bawa daleman doang." Jawab Dira dengan nada berbisik di kalimat terakhir.

Abi yang berdiri tak jauh dari tempat mereka berdiri dan mendengar itu pun menunduk menahan senyumnya.

"Kenapa cuma bawa daleman?" Tanya Raya.

"Sssstt, jangan keras-keras, nanti ada yang denger, malu." Desis Dira melirik sekitar dengan was-was. Untung sepi.

"Ya kamu lagian. Masa cuma bawa daleman doang?"

"Kan lo tau sendiri gue nggak punya baju muslim. Baju gue pendek semua. Masa iya gue bawa crop top sama hot pants buat dipake di pesantren?"

"Hus! Ya jangan lah!"

"Nah makanya. Gue cuma bawa daleman doang, bajunya gue pinjem sama lo."

Raya mendengus. "Ya udah iya, Kakak pinjemin. Ambil tas kamu, Kakak anter ke asrama. Sekalian pamit ke Abah sama Umma sana."

"Iya-iya."

Dira masuk ke ndalem lagi untuk mengambil tasnya serta berpamitan.

"Saya pamit, ya, Abah, Umma."

Kiyai Usman dan Umma Hafsah mengangguk dengan senyum lembut mereka.

"Umma." Panggil Abi pada Umma Hafsah dengan berbisik sambil melambaikan tangannya agar Umma-nya itu melihat ke arahnya.

"Kenapa, Mas?" Umma Hafsah menatap anak sulungnya yang berdiri tak jauh di belakang Dira.

"Baju." Abi berucap tanpa suara sambil memegang bajunya sendiri.

"Oiya, sebentar, Nduk."

Umma Hafsah buru-buru masuk ke salah satu kamar, dan kembali dengan membawa tiga paperbag di tangannya.

The Hidden [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang