*****
"Ning, Dira."
"Hm."
"Enak nggak sih menikah?" tanya Alma yang sedang menemani Dira jalan-jalan.
Dira menghentikan langkahnya dan beralih menatap teman yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri, "Kenapa tanya begitu?"
"Ya, nggak papa, tanya aja."
"Enak. Bisa ngapain aja sama suami tanpa takut dosa. Pegangan tangan, tatap-tatapan, berduaan, kita bakalan dapet pahala. Beda lagi kalo sama cowok yang bukan suami lo, yang ada malah dosa."
"Kalo itu sih aku juga tau, Ning."
"Terus kenapa nanya, bocil." ujar Dira sambil menepuk tangan Alma yang merangkul tangannya.
"Kalo hamil? Enak?" tanya Alma lagi.
"Enak. Minta apa aja diturutin. Tapi nggak enaknya tuh kalo udah mual-mual, huh! Itu bagian paling nggak enak. Tapi dinikmati aja lah. Soalnya kan ini Allah yang kasih." jawab Dira tersenyum sambil mengusap perutnya yang sudah lebih besar dari beberapa bulan sebelumnya. jawab Dira sambil melanjutkan jalannya.
"Pasti berat, kan. Kemana-mana harus bawa bayi dalam perut."
"Hamil itu udah kodratnya kita sebagai perempuan, Al, masa-masa yang paling ditunggu-tunggu. Harusnya kita seneng, bukan malah ngeluh. Apapun efek yang kita dapet dari kehamilan, kita nikmatin aja, Insya Allah kita nggak bakal terbebani."
"Wih, keren-keren." ujar Alma sambil geleng-geleng.
"Apanya yang keren dah?" tanya Dira heran.
"Mba Dira sekarang udah beda. Dari cara ngomongnya yang jadi lebih alus, tata bahasanya, pokonya beda lah dari awal-awal Mba Dira dateng ke sini." Alma menjawab.
"Eh, Ning Dira maksudnya." ralat Alma yang baru sadar dirinya salah menyebut.
"Panggil Mba aja nggak papa kali, nggak usah pake embel-embel 'Ning' segala. Senyamannya lo aja." sahut Dira.
"Gue begini juga karena Mas Abi, Al. Dia tuh definisi imam yang perfect buat gue. Dia bisa bimbing gue yang modelannya begini, sabar ngadepin gue, sabar ngajarin gue, dan bisa bawa gue buat balik ke jalannya Allah."
"Makanya, besok lo kalo cari suami, cari laki-laki yang kaya ilmu agama, yang bisa bimbing lo di dunia buat ke akhirat." lanjutnya.
"Ah, aku belum kepikiran buat nikah, Mba. Baru juga lulus. Sekarang mau fokus buat ngabdi dulu di pesantren ini."
"Tapi kalo ada laki-laki yang baik akhlaknya, yang pinter agamanya, terus ngelamar lo, lo mau kan?"
Alma mendengus pelan, "Nggak tau lah, Mba. Dibilangin belum kepikiran juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden [SUDAH TERBIT]
Teen FictionBab masih lengkap‼️SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA‼️ ________________________________ Publish : 15 Desember 2021 Republish : 17 Maret 2022 End : 25 April 2022 ________________________________ Tersembunyi. Itulah status salah...