Bab masih lengkap‼️SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA‼️
________________________________
Publish : 15 Desember 2021
Republish : 17 Maret 2022
End : 25 April 2022
________________________________
Tersembunyi. Itulah status salah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*****
Beberapa minggu kemudian, di pagi yang cerah dan sejuk ini, wajah Dira nampak mendung, tidak secerah hari biasanya. Bibirnya mengerucut dan decakan kesal sering kali keluar dari mulutnya.
"Pagi-pagi jangan gitu mukanya. Harus senyum." ujar Abi sambil meletakkan kedua jarinya di dua sudut bibir Dira dan menariknya hingga membentuk sebuah lengkungan di bibir perempuan itu.
Bagaimana Dira tidak cemberut? Tadi malam Abi memberi tahu jika dirinya akan pergi ke Bogor untuk menghadiri sebuah seminar, dan dirinya yang akan menjadi pembicara di sana.
Jujur Dira bangga dengan suaminya ini, tapi yang membuatnya cemberut adalah, kenapa harus mendadak memberitahunya? Kenapa tidak dari beberapa hari yang lalu? Kenapa harus malam sebelum Abi berangkat? Dan lebih parahnya lagi, Abi bilang dirinya akan berada di Bogor selama 3 hari.
Dira sudah menawarkan diri untuk ikut dan menemani, tapi Abi menolak dengan alasan takut membuat istri cantiknya ini lelah. Padahal tidak ada kata lelah di kamus Dira. Dulu saat masih di Jakarta pun Dira pernah satu minggu tidak pulang ke rumah karena pergi touring bersama teman-temannya, menggunakan motor sendiri-sendiri.
"Aku pengin ikut." rengek Dira.
"Jangan, ya? Nanti kamu cape, di sana kamu pasti bosen." kata Abi lembut sambil mengusap pipi istrinya tersebut.
"Nggak bakal cape. Lagian kalo bosen aku bisa ketemuan sama temen. Aku punya temen di Bogor, kok."
"Mau nurut sama suami nggak?"
"Iya, tapi--"
"Kamu boleh menentang perintah atau permintaan suami, kalo itu perintah yang buruk. Tapi Mas nggak memerintah dan nggak minta sesuatu yang buruk ke kamu, Mas cuma nggak mau kamu nanti kecapean dan berakhir sakit. Kalo kamu sakit, nanti Mas juga yang ikut sakit." jelas Abi panjang lebar setelah memotong ucapan Dira.
Dira berdecak pelan dan memilih untuk duduk di sofa kamar dengan wajah yang semakin di tekuk.
"Kenapa sih? Saking nggak mau jauhnya sama saya, Mba? Mba-nya pasti takut kangen sama saya, kan?" ledek Abi yang ikut duduk di samping Dira.
"Nggak usah ngelucu deh. Lagi mager buat ketawa." timpal Dira sambil memukul suaminya ini menggunakan sofa bantal dengan pelan.
Abi tertawa pelan dan merapatkan tubuhnya dengan Dira, membawa perempuan itu dalam dekapannya. Tangannya bergerak mengusap kepala istrinya tersebut, "3 hari aja, cuma sebentar. Nanti pulangnya Mas bawa oleh-oleh buat kamu."
Dira mengangkat tangannya untuk membalas dekapan sang suami dan bergerak menyamankan tubuhnya di sana, "Tapi janji, pulangnya beliin oleh-oleh." katanya sambil mendongak menatap Abi.