Pagi yang cerah untuk Reyvan dan Sania karena pagi ini mereka bisa kembali melihat senyum satu sama lain...
Perjalanan cinta mereka bukan lah perjalanan yang mudah, banyak lika-liku yang mereka hadapi untuk terus bersama
Ini semua disebab kan karena masalah bisnis yang dihadapi oleh keluarga mereka, semula hubungan asmara mereka adalah kisah yang dicemburui banyak insan karena keharmonisan dan mulus nya percintaan mereka berdua
Tapi hingga disuatu hari sebuah masalah menyandung kisah mereka, Papa nya Sania merasa dikhianati oleh Papa nya Reyvan dalam hal bisnis padahal itu semua hanya kesalah pahaman dan juga hasil hasutan dari lawan bisnis mereka. Yap! Itu adalah keluarga Ansel yang kini menjalin kerja sama dengan keluarga Sania, bahkan berniat untuk menjodohkan Sania dengan Ansel
Kisah mereka berdua kini dipenuhi air mata dan luka tapi itu semua tidak sedikitpun mampu mengurangi rasa cinta diantara mereka berdua, karena mereka berkomitmen untuk memperjuangkan semuanya berdua
"San, udah pagi ni kok masih molor aja si?" tanya Reyvan seraya mencubit kecil pipi chubby Sania
"Sania sayang" panggil Reyvan lagi
Tak sengaja Suster Zela melihat adegan romantis mereka berdua pagi ini dan ia pun seketika merasakan api cemburu yang membakar hati nya
"Selamat pagi tuan Reyvan" sapa Suster Zela dengan suara sangat menggelegae sehingga membuat Sania terbangun
"Pagi suster Zela, lain kali jangan teriak ya kasian pacar saya kaget" Ucap Reyvan
Suster Zela semakin kesal setelah ditegur karena sikap nya itu oleh Reyvan
"masih ngantuk? Sini bobo lagi" Ucap Reyvan
"engga kok, ini aku udah fresh" jawab Sania seraya mengucek-kucek mata nya
"Hai suster! Selamat pagi" sapa Sania dengan amat ramah tetapi dibalas tatapan jutek oleh suster Zela
"Oiya San ini namanya Suter Zela, Suster Zela kenalin ini pacar saya namanya Sania" Reyvan saling mengenakan mereka berdua agar saling kenal
"gimana keadaan Reyvan sus?" tanya Sania
"semakin membaik" jawab Suster Zela seadanya dan kemudian segera pergi keluar dari ruangan tersebut
"jutek banget si" oceh Sania
"huustt, udah biarin aja jangan di ambil hati" Ucap Reyvan menghibur kekasih nya
"jangan cemberut gitu dong, nanti aku makin gemes sama kamu gimana?" Sambung Reyvan
Sania pun tersipu malu mendengar ucapan dari Reyvan
"Berisik deh Rey" sahut Sania seraya menyor wajah Reyvan yang masih dipenuhi memar akibat kecelakaan pesawat empat hari yang lalu
"Awww" keluh Reyvan
"OMG! Sakit ya? Sorry sorry aku lupa" Ucap Sania seraya mengusap wajah Reyvan
"ini muka aku masih warna-warna lho, masa udah ditabok si sama kamu" Oceh Reyvan
"kurang berwarna si ini, masa cuma ada warna biru sama ungu" Sahut Sania meledek Reyvan
Reyvan mengernyitkan alis nya, wajah nya tampak kebingungan mendengar ucapan dari Sania
"harus nya gimana san?" tanya Reyvan
"harusnya sedikit di poles lagi dengan warna Hijau, Biru, Jingga, Yellow, atau gradasi pelangi! Mungkin akan terkesan lebih berwarna wajah kamu Rey" Jawab Sania diiringi senyuman jahil
Reyvan pun mengambil ancang-ancang untuk menyubit pipi Sania yang sangat menggemas kan ini
"kamu pikir wajah aku kanvas lukisan, hah?!" Tanya Reyvan dengan nada gemas dan tak lupa diiringi dengan cubitan super kiyowo yang mendarat dipipi Sania
"baru kali ini gue liat Tuan Reyvan bermanja-manja ke perempuan, padahal selama ini dia selalu keliatan cuek bahkan seperti tidak tertarik sama gue" Gumam suster zela yang sedari tadi memantau Reyvan dan Sania dari luar ruangan
"Permisi Sus" Ucap seseorang dari balik badan Suster Zela, ia pun segera membalikkan hadapan nya ke sumber suara itu
Wajah suster zela terlihat sangat panik dan gelagapan saat mengetahui ada dua pasang manusia dihadapan nya
"Suster mau ngecek keadaan adik saya?" tanya seseorang itu yang lain dan tak bukan adalah Kak Glen yang datang bersama Alina
"eeemm.. Baru saja selesai dan... Dan kondisi nya sudah sangat membaik" Ucap Suster Zela yang terbata-bata
Pandangan Glen dan Alina terus menyoroti ke mata Suster Zela, mereka merasa ada yang aneh dari sikap suster Zela ini
"kalau gitu, eemm.. Saya.. Saya permisi dulu, terimakasih" Suster Zela berjalan dengan sangat terburu-buru
"aneh banget si, kayak abis ngelakuin kejahatan gitu gerak-geriknya" Ucap Alina yang curiga dengan sikap Suster Zela
"heh! Ga mungkin lha dia ngelakuin kejahatan, kan dia perawat disini" Sahut Glen yang berusaha mengubah pola pikir Alina
"ih, emang kakak ga liat tadi dia kayak lagi ngintip-ngintip ke ruangan Kak Reyvan" Jelas Alina yang masih teguh dengan pendirian dan dugaan nya terhadap suster Alina
"udah lha lupain aja, ga penting" Ucap Glen yang kemudian membuka pintu ruangan Reyvan dan masuk ke dalam nya
Reyvan menatap kedua bola mata milik Sania, objek yang selalu menjadi favorit Reyvan sebenarnya semua yang ada pada diri Sania sangat luar biasa bagi Reyvan, tapi sepasang mata coklat yang indah dilengkapi dengan bulu mata lentik milik Sania adalah hal yang pertama kali membuat Reyvan menaruh hati pada Gadis 20 tahun ini
'Kamu bener-bener hal yang paling aku syukuri dalam hidup ku, karena kamu adalah titipan tuhan yang paling berharga' Ucap Reyvan dala. Hati seraya terus menatap Sania
"Selamat pagi suster and brother!!" sapa Glen yang mampu memecahkan pandangan yang saling mereka lemparkan satu sama lain
"pagi-pagi udah pandang-pandangan, saling ngecekin belek ni ceritanya? OMG! So sweet sekali belek aja di cek sama pacar nya" Timpal Alina yang ikut meledek kedua kakak nya
Reyvan dan Sania pun menunjukkan wajah nya yang mulai memerah karena malu
"memandang mu, walau selalu" Sambung Alina yang mendendangkan secuil lirik lagu dangdut yang kini menggambarkan situasi kedua kakak nya
Yap! Lagu itu semakin sukses membuat Reyvan dan Sania tersipu malu dan sedikit kesal karena ulah kakak dan adik mereka
"Alina, ga boleh kayak gitu sama kakak, kamu mau jadi adek durhaka?" Ucap Reyvan mengalihkan topik pembicaraan
"lho? Kan aku cuma nyanyi masa durhaka si" Sahut Alina
"Memandang mu... ASEEKK!!" Alina melanjutkan lirik lagu nya yang kini ditemani oleh Glen
"Walau selalu... ASEEKK!!" Sorak Glen dan Alina yang semakin semangat meledek Reyvan dan Sania
----
"Kabar Glen dan Sania gimana ya pah?" pertanyaan dari mamah nya Sania, mengawali percakapan antara mamah dan papah nya Sania di sebuah apartemen yang berada di Amerika
"mungkin lagi have fun di tempat liburan nya" Sahut Papah nya Sania
"apa mamah telfon aja ya? Mamah kangen juga nih ga denger suara anak-anak" Ucap mamah Sania seraya mengambil ponsel yang semula terletak di meja
"Hey, gausah mamah ganggu liburan mereka" Ucap papah Sania seraya menahan agar istri nya tidak menghubungi kedua anak nya
"bentar doang pah, supaya mamah lega gitu lho" Bantah mamah Sania
"udah lha gausah khawatir, mereka berdua udah besar, mereka bukan anak anak lagi" Ucap Papah Sania meyakinkan sang istri
Akhirnya mamah Sania pun mengurungkan niat nya untuk menghubungi sang anak
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTU (SEGERA TERBIT!)
Roman pour AdolescentsIni adalah kisah tentang dua insan yang saling mecinta namun terhalang dinding yang cukup tinggi, mereka belum menemukan cara untuk menghancurkan dinding itu... Sampai suatu ketika, Glen, Alina dan Rayya yang merupakan Kakak, Adik dan sahabat terbai...