Bunga Untuk Sania

420 90 2
                                    

Sania dan Reyvan sedang berbaring di rerumputan hijau seraya menatap ke langit biru yang cerah

"San" panggil Reyvan

"hmm.." Sahut Sania dengan singkat

"kamu ga dicariin sama mamah? Ini udah lama lho" tanya reyvan

"tenang aja, aku izin nya ikut kak Glen pemotretan, jadi mamah ga akan marah deh" Jawab Sania dengan santai

Reyvan pun beranjak dari posisi nya berbaring, ia mengambil posisi duduk dan memetik salah satu bunga yang indah

Sania pun mengikuti posisi duduk Reyvan

"kenapa?" tanya Sania

"cantik kan?" tanya Reyvan sambil menunjukkan setangkai bunga yang ia petik

"waahh cantik banget" sorak Sania dengan bahagia

"kamu simpen deh ini, nanti dimasa depan dia bakal jadi saksi kisah kita" Ucap Reyvan

Sania dengan cepat menyimpan bunga itu dengan hati hati

----

"terimakasih ya neng" Ucap salah satu tukang parkir yang diberi sebungkus roti dan air minum oleh Alina

"sama-sama pak, maaf ya saya cuma ngasih roti, semoga bapak suka" balas Alina dengan ramah

Rayya menatap wajah kekasihnya itu dengan rasa bangga dan bahagia, ia benar-benar merasa bersyukur memiliki kekasih seperti Alina

"yeaay!! Udah abis ni kita bagiin semua" sorak Alina dengan gembira

Rayya pun tersenyum dan menancapkan gas untuk pulang

"OMG Rayya!! Aku seneng banget bisa berbagi hari ini" Sorak Alina sepanjang jalan

"coba kamu bayangin kalau tadi kamu jadi beli ice cream, pasti mobil aku jadi lautan coklat dan susu" Sahut Rayya meledek Alina

"yeee,, rusuh banget lo, ga bisa liat pacarnya bahagia" Oceh Alina sambil menyubit lengan Rayya

"aww, jangan nyubit nape, nanti aku nabrak" Balas rayya

"bodoamat ga peduli" Sahut Alina yang semakin menjadi jadi menyubiti Rayya

"eh, kalau aku nabrak cewe gimana? Terus dia pingsan, terus dia minta ganti rugi" Oceh Rayya

"yaudah tinggal ganti rugi" Sahut Alina dengan santai

"tapi kalau ganti ruginya minta aku jadi pacar dia gimana?" tanya Rayya meledek alina

"tabrak aja kalau gitu sampek dia mati!" jawab Alina dengan emosi

---
Glen dan Jihan saling mencuri pandang melalui kaca mobil

"heh, kamu pikir saya supir kamu?" tanya Glen karena Jihan mengambil posisi duduk di bangku tengah

"emang" jawab Jihan dengan datar

Glen pun membuang nafas berat melihat tingkah Jihan yang tidak bisa di tebak

"ga akan saya nganter kamu lagi" Gumam Glen

Jihan yang semula duduk bersandar dan menghadap kejendela kini berubah menjadi tegak dan sedikit memajukan kepalanya

"kan kamu yang maksa,kenapa jadi saya yang salah?" Tanya Jihan

RESTU (SEGERA TERBIT!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang