Alina berjalan menyusuri kantor milik keluarga nya, ia mulai merasakan kejanggalan di kantor ini
"kenapa Al?" tanya Reyvan yang baru saja keluar dari ruangan
"astaga kak" Ujar Alina sambil mengusap dada nya, rasanya jantung Alina seperti ingin pindah ke dengkul
"pucet amat, uji nyali kamu?" ledek Reyvan
"aku jalan sendirian lho dari tadi di dalem kantor seluas ini, mana udah malem" Keluh Alina
"masih jam 9 ini Al, masih sore" Ujar Reyvan seraya masuk kedalam ruangan nya yang diikuti oleh Alina
"kakak sendirian?" tanya Alina
"ada beberapa karyawan kok, udah deh gausah parno" Sahut Reyvan
Alina terus melemparkan pandangannya ke semua sudut ruangan, ia merasakan hawa yang tidak enak jika berada di kantor ini malam-malam
"Al, dari pada kamu ngeliatin ruangan terus mending kamu bantuin kakak rapihin berkas yang ini" Ujar Reyvan sambil memberikan satu tumpuk berkas yang harus dirapihkan oleh Alina
"kak, kerjain dirumah aja yuk!" rengek Alina
"di kantor aja adik ku sayang" Sahut Reyvan
Alina pun berdecak sebal karena rayuan nya tidak berhasil meluluhkan hati sang kakak
----
"ga mau masuk dulu?" tanya Jihan pada Glen
Glen pun menoleh ke bangku belakang
"Sania udah tidur tuh, kasian kalau di bangunin" Jawab Glen
"yaudah, aku masuk dulu ya, kamu hati-hati dijalan" Ujar Jihan yang kemudian turun dari mobil
"salam untuk Papi dan Bunda ya, maaf ga bisa mampir" Sahut Glen yang dibalas acungan jempol dan senyum manis Jihan
----
Varo mencari berjalan seperti orang yang hilang arah, langkah nya lambat seakan tidak bersemangat
Namun langkahnya terhenti ketika ia melihat sosok gadis yang menangis di pinggir jalan
"Zela?" Tanya Varo
Dengan cepat Zela mengusap air matanya agar tidak ketahuan oleh Varo
"Varo, lo ngapain?" tanya Zela dengan nada yang berusaha tegar
"lo nangis kan?" tanya Varo
Zela pun terdiam dan berusaha mencari alasan untuk menjawab pertanyaan Varo
"e-engga, Gua lagi nunggu taxi aja" Jawab Zela
*drtt.... Drrtt.. *
Ponsel Zela bergetar tanda panggilan masuk"siapa?" tanya Varo yang curiga
"bukan siapa-siapa" jawab Zela dengan gugup
Zela pun menjauhkan diri nya dari Varo dan segera menjawab panggilan itu
'cepet ke kantor Reyvan sekarang, atau nyawa lo dan Varo dalam bahaya' Ancam seseorang dari via telfon
Belum sempat Zela memberi jawaban tapi telfon sudah diputuskan oleh seseorang itu
"kenapa dia tau soal Varo?" Umpat Zela dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTU (SEGERA TERBIT!)
Teen FictionIni adalah kisah tentang dua insan yang saling mecinta namun terhalang dinding yang cukup tinggi, mereka belum menemukan cara untuk menghancurkan dinding itu... Sampai suatu ketika, Glen, Alina dan Rayya yang merupakan Kakak, Adik dan sahabat terbai...