Sania melemparkan cahaya senter ke arah kamar Reyvan, namun tidak dapat balasan apapun dari Reyvan
"Reyvan kemana si?" gumam Sania yang masih setia menanti balasan dari sang kekasih
Reyvan melihat ke arah jendela, namun ia takut jika ia membalasnya justru makin memperkeruh suasana malam ini
----
"kamu serius Al?" tanya papah nya meyakinkan
"serius pah, aku yakin project ini bakal dimenangin sama Kak Rey dan setelah itu hubungan keluarga kita dan keluarga om Arhan akan membaik" Sahut Alina dengan sangat yakin
"papah setuju dengan ide cemerlang kamu, tapi papah ga akan lepasin project besar ini ke kakak kamu, kalau dia kalau gimana? Yang ada malah semakin keruh nanti" Tolak papah nya
"papah meragukan kemampuan kak Rey?" Alina malah menantang papah nya
"dia calon penerus perusahaan papah lho, masa papah ragu si sama dia" Sambung Alina, ia terus berusaha meyakinkan papah nya untuk menyerahkan project ini kepada Reyvan
----
Hari ini Jihan masih setia menanti kehadiran Glen untuk mengambil mobil nya, namun tak ada tanda - tanda jika Glen akan datang
"Aduh Glen, kamu kemana si?" lirih Jihan yang masih stay memperhatikan parkiran dari lantai dua kantor nya
----
"papah sama mamah hari ini sengaja ga ke kantor untuk ngejaga kalian berdua supaya ga pergi kemana-mana" Ucap mamah
"kamu hari ini temenin papah ngurusin berkas kantor, gausah pemotretan dulu hari ini" Ucap papah sambil menarik tangan Glen agar segera menuju ruang kerja
"awww" keluh Glen
Papah pun berhenti dan melihat ke arah tangan Glen
"Sayang, tangan kamu kenapa memar begini?" tanya mamah dengan sangat panik
"Semalem juga aku udah bilang kalau Tangan kakak cidera tapi mamah sama papah ga mau dengerin aku, wajar aja kalau Tangan kakak makin parah" Sahut Sania
"Ya Ampun Glen maafin mamah sama papah ya" Ucap papah nya dengan rasa bersalah
"gapapa kok pah, sebentar lagi juga sembuh" Alibi Glen agar kedua orang tuanya tidak khawatir
*ting tong*
Suara bel rumah berbunyi pertanda ada tamu"mamah bukain pintu dulu ya" mamah pun segera menuju pintu dan disusul oleh papah
"Assalamualaikum" sapa seorang gadis setelah pintu terbuka
"Waalaikumsalam" jawab mamah dengan sangat ramah
Glen seperti kenal dengan suara wanita ini
"Kak Jihan!!!" Sorak Sania dengan bahagia, ia pun segera berlari menghampiri Jihan dengan pemub semangat
"selamat pagi om, tante" Jihan pun bersalaman dengan orang tua Glen dan Sania
"pagi, kamu temennya Glen? Atau Sania?" tanya mamah nya
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTU (SEGERA TERBIT!)
Ficção AdolescenteIni adalah kisah tentang dua insan yang saling mecinta namun terhalang dinding yang cukup tinggi, mereka belum menemukan cara untuk menghancurkan dinding itu... Sampai suatu ketika, Glen, Alina dan Rayya yang merupakan Kakak, Adik dan sahabat terbai...