Mobil putih milik Jihan pun berhenti dengan mulus di depan rumah mewah...
"kak, mampir dulu yuk!" ajak Sania
Tatapan Glen terfokus pada satu titik
"Jihan, bukan maksud saya ngusir kamu, tapi suasana nya ga tepat" Ucap Glen dengan nada yang cukup panik
"kenapa kamu ketakutan?" tanya Jihan sambil melihat kearah yang sama dengan arah yang di tatap oleh Glen
Glen pun menoleh ke arah Jihan
"udah cepetan kamu pulang, ini bahaya buat kamu" pinta Glen, ia pun keluar bersama Sania
Jihan masih segera menancapkan gas nya, bukan untuk pergi dari sini tapi ia hanya memutar mobil nya dan kembali berhenti di depan rumah itu guna mengecek keadaan Glen dan Sania
"Wow, dua anak ini hebat juga bohong nya!!" Ucap Mamah
Glen dan Sania pun saling melempar pandangan, mereka saling bertanya mengenai hal yang dimaksud oleh mamah nya
"maksud mamah?" tanya Glen
"kamu pemotretan di rumah Sakit Glen?" tanya papah
Glen pun terkejut mendengar pertanyaan itu, mereka berdua langsung mengerti maksud dari kemarahan kedua orang tua nya
"pemotretan di rumah sakit? Gamungkin dong pah, aku lagi ada project sama jihandaily kok" jelas kak Glen
"Oh ya?!" bentak mamah
"mamah sama papah kenapa si? Kok malah curiga kayak gini? Kak Glen kerja lho mah, masa pulang-pulang dimarahin" Sahut Sania
"kerja apa? Nemenin kamu ketemu sama Reyvan kan?" tanya mamah lagi
Glen dan Sania pun berlagak seakan tidak mengetahui apapun
"ha? Mamah apaansi" Sania pun mengelak tuduhan mamah nya
"jujur kamu Glen!" Ucap papah seraya menarik tangan Glen dengan kasar
Sania pun panik melihat kakak nya merintih kesakitan, karena tangan yang ditarik papah nya adalah tangan yang sedang mengalami cidera
"kamu nemenin Sania ketemuan sama Reyvan? Iyakan?!" bentak Papah
"Pah, tangan Glen sakit" rintih Glen
"papah, tangan Kak Glen lagi cidera pah" Ucap Sania sambil berusaha menolong kakak nya
"kamu yang salah San! Jangan ngelak" Ucap mamah nya sambil mencegah Sania untuk membantu Glen, hingga Sania pun terdorong tanpa disengaja
"Astaghfiullah!" Gumam Jihan dan Reyvan seraya bersamaan, ternyata mereka berdua saling menyaksikan kejadian ini dari kejauhan
Jihan menyaksikan dari dalam mobil dan Reyvan mengintip dari jendela kamar nya
"Sania!" Ucap Glen dengan panik
"pah, tangan kakak lagi sakit, please pah lepasin" Sania segera bangun dan kembali membantu Glen
"masuk!! Masuk kalian berdua!!" Kemarahan papah sepertinya sangat meledak malam ini, ia pun menarik kedua anaknya untuk segera masuk ke dalam rumah
"Sania, maafin aku" lirih Reyvan dengan perasaan bersalah, karena ini semua terjadi karena ulah nya
"Glen, are you oke?" Lirih Jihan, ia sangat mengkhawatirkan kondisi Glen yang sedang cidera
"Papah, lepasin tangan kakak pah" Sania terus memohon agar sang papah tidak terus menarik tangan kakak nya
"Pah, Mah ini semua ga bener, aku sama Sania ga ngelakuin itu" Glen masih berusaha membela diri agar kemarahan kedua orang tua nya mereda
"Ansel sendiri yang bilang!" Ucap mamah setelah sampai di depan kamar Glen dan Sania
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTU (SEGERA TERBIT!)
أدب المراهقينIni adalah kisah tentang dua insan yang saling mecinta namun terhalang dinding yang cukup tinggi, mereka belum menemukan cara untuk menghancurkan dinding itu... Sampai suatu ketika, Glen, Alina dan Rayya yang merupakan Kakak, Adik dan sahabat terbai...