A/N: Post concert depression day 31. I'm slightly better, though.
ENJOY!
***
Bau asap rokok dan alkohol menguap di udara, berbaur dengan oksigen dan peluh orang-orang yang menari dengan gila-gilaan di lantai dansa. Sementara itu di sebuah sofa yang terletak di pojok ruangan, Louis Tomlinson terlihat sedang menghimpit puntung rokok keempatnya di celah bibirnya dan menyalakannya dengan pemantik api.
Dengan tenang, Louis menghirup asap rokoknya dalam-dalam sebelum menuntaskannya dalam satu kali embusan napas yang tipis-tipis. Mata birunya yang setengah terbuka terlihat kelam. Sudah berbotol-botol alkohol ia tenggak sampai habis hingga lidahnya kelu dan tenggorokannya terbakar. Namun, rasa nyeri di dadanya masih juga tak kunjung sirna.
"We, humans, are like that," kata Louis sambil memandang sosok yang duduk berseberangan dengannya lekat-lekat. Ada jeda yang cukup lama sebelum ia mendesah pendek dan melanjutkan, "We expect the ones we love not to hurt us, but of course they never do."
Zayn Malik merasa udara di sekitarnya menipis perlahan. Kepalanya tertunduk menatap gelas birnya yang masih penuh dan tak tersentuh. Lalu ketika ia mendongakkan wajahnya, sepasang mata biru itu masih berkilat tajam menatapnya. Terluka merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana rupa sorot tatapan itu.
Atmosfer dingin menyelimuti mereka berdua. Louis mengatupkan rahangnya keras, rokoknya yang baru sekali ia hisap telah ia matikan kembali dengan setengah hati.
"Tell me, why do we let people have so much control over our happiness, Zayn? Tell me, when are you going to come back?"
Pada akhirnya, Zayn hanya mampu menghela napas berat. Ia tak memiliki keyakinan yang pasti untuk dapat menjawab pertanyaan Louis. Sesungguhnya, mungkin ia tak akan pernah kembali lagi. Kembali ke tempat di mana segalanya berawal. Kembali ke tempat di mana ia pernah mengecap bahagia. Kembali ke tempat di mana Louis menginginkannya untuk tinggal.
Zayn menggeleng lemah. "Your high expectation may lead to devastation, Louis. I'm sorry for letting you down. I'm so sorry."
Louis tersenyum pahit. Ia membuang pandangannya dari Zayn dan berujar lagi, "So that's why they told me to expect the worst from anyone, because no one can ever disappoint you."
"But, I did."
"But, you did."