Untukmu,
Yang membuatku muak dengan waktu,
Cepatlah datang.
Cepatlah datang, sebelum rasa ini punah.
Aku lelah bermain dengan waktu dan ketidakpastian. Semua orang tentu hanya mengharapkan yang pasti-pasti saja, bukan? Begitu juga dengan aku, yang masih sering meragu dalam mengusir ragu.
Sebab pada sekian titik dalam perjalanan ini, sudah banyak pertanyaan yang kerap timbul-tenggelam di benakku; bagaimana bila aku tak sanggup menunggu kamu kembali di sisi lagi? Bagaimana bila hati ini mulai goyah dan tergoda oleh yang lain?
Kamu tahu, Sayang, aku tidak pintar menunggu. Menunggu bukanlah kemampuanku.
Sebab menunggu tidak semudah menyelesaikan persoalan satu tambah satu sama dengan dua. Apalagi, kamu terlalu berharga untuk ditinggalkan. Kamu, entah kenapa, membuatku rela membuang waktuku yang juga sama berharganya hanya demi kamu. Aku jadi penasaran, apakah kamu punya mantra tersendiri dalam mengendalikan hati dan pikiranku?
Baiklah, tidak apa-apa jika kamu memintaku menunggu lebih lama lagi. Asalkan tujuan terakhirmu adalah aku. Tak mengapa pula jika aku diminta terus bersabar. Asalkan rasa yang kamu miliki hanya akan kamu hadirkan untukku seorang. Apakah kamu sudah paham akan teori tersebut? Semoga saja jawabanmu adalah jawaban yang aku harapkan.
Kemudian pada saat kepulanganmu, aku janji akan menerimamu dengan tangan terbuka. Tanpa adanya penyesalan serta kekecewaan. Hanya ada kerinduan.
Maka dari itu...
Nasi goreng, cepatlah datang kepadaku.
Dariku,
Yang merindukan kepulanganmu.
