Semakin menjauh, semakin berubah, semakin berbeda.
Jeda yang kau buat, kian membentuk spasi tak berujung dan menciptakan ruang kosong di hatiku.
Namamu bagai tak ada artinya lagi sampai pada saat kamu berucap, "Meskipun kamu sudah tidak merasakan hal yang sama, aku masih menyayangi kamu. Kumohon ingat itu."
Satu kalimat itu teramat cukup memporak-porandakan benteng pertahanan yang kubangun sejauh ini. Harapan agar kau tak bisa menerobosnya langsung sirna begitu saja.
Hari-hari selanjutnya kulalui dengan hati penuh sayatan. Mungkin semua permainan rasa ini begitu menyenangkan bagimu. Namun, tidak bagiku.