Kau sembuhkan lukamu dengan senyumnya, sementara lukaku yang belum mengering ini terpaksa kujahit sendiri.
Kau berikan seluruhmu padanya, sementara seluruhku masih terjebak padamu dan tak mampu untuk kembali.
Apakah berjalan bersamaku begitu sulit sehingga kau tega mematahkan kita?
Apakah bagimu aku hanyalah serupa beban yang pantas dilepaskan?
Tetapi, kembalimu pun, aku enggan berharap.
Remuk ini sudah terlanjur berserakan.