Saying "Take care" when you want to scream "I will miss you" before ending the conversation, and other little things that kill us a little every day!
🍂
🍂
🍂
Setelah kembali turun dari bukit, keenamnya kini sudah kembali ke atas perahu untuk kembali ke hotel. Dalam perjalanan di perahu mereka juga disuguhi pemandangan lumba-lumba yang menampaki dirinya dengan berloncat dari dalam laut."Duhh gemess bangett." pekik Chiva, langsung mengeluarkan ponselnya untuk memotret.
"Fotoin gue dong, Va, sama lumba-lumba!" Tirani ikut bergeser ke arah pinggir perahu dimana Chiva berada.
"Awas kecebur, Va, Tir." peringat Retalyo yang melihat kedua sahabatnya itu duduk di pinggiran perahu. Tapi tidak berniat untuk ikut bergabung.
"Ga akan lah Ta. Ayo sini gabung! Lo hari ini tumbenan banget deh nempel mulu sama Nuca, dia ga akan tenggelam ke laut kok." ajak Chiva seraya menggoda.
"Aku—"
"Udahlah ayo!" tarik Chiva yang sudah berdiri dan mengajak Retalyo berfoto bersama.
"Bro..." panggil Haris saat Ranuca sudah duduk sendiri.
"Hm."
"Gue denger-denger nih ya. Si Riski udah sembuh dari cederanya dan balik ke Jakarta."
"Terus kalau dia balik Abang gue apa harus salto gitu?" Samudera yang mendengar ucapan Haris jadi menimpali.
"Bukan gitu Sam. Tapi dia tiba-tiba nantangin kita buat balapan lagi balik dari sini."
Ranuca berdecih kecil, "Belum kapok aja dia, kaki patah bulan lalu."
"Orang sakit, biasalah. Ga mau nerima kekalahan yang udah ratusan kali."
"Gimana?"
"Jabanin. Gue ga takut."
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DUA KUTUB
RomanceAwalnya kisah mereka hanya sebatas balas dendam, kemudian mereka malah terjebak di dalam mahligai pernikahan yang berlandaskan perjanjian yang saling menguntungkan. Bisakah tarikan yang awalnya tolak menolak, kini berubah menjadi kutub tarik menari...