3.1 | I Lost You

245 42 31
                                    

I am not prepared for this, I don't want to lose you. I am afraid of losing you

🍂

🍂

🍂

 Di salah satu rumah sakit di Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di salah satu rumah sakit di Jakarta. Retalyo masih belum sadar di kamar perawatannya.

Tak berselang lama bibir seseorang yang sedaritadi menunggu tersenyum senang karena jemari tangan itu mulai bergerak dan matanya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang menembus kedua retina.

"Akhirnya lo bangun juga." Baru membuka kelopak mata suara itu langsung menyapa.

Retalyo melirik ke arah sumber suara diamana ia menemukan orang asing yang tengah menatapnya khawatir.

Retalyo memegang kepalanya yang sakit, "Lo s—iapa? Mana keluarga gue?"

"Lo ga kenal gue?"

Retalyo menggelengkan kepalanya, dan memejamkan mata, ia berusaha mengingat kilasan kejadian sebelum ia kembali membuka mata. Yang ia ingat hanya kejadian mobilnya yang oleng menabrak dinding pembatas dan terpelanting. Sepertinya ia mengalami kecelakaan saat ia balapan dengan laki-laki sombong itu. Tapi kenapa bukan Chiva atau laki-laki itu yang menolongnya dan malah orang lain yang makin ia tidak kenal.

Riski tersenyum penuh arti. Rencananya sangat diluar dugaan ternyata Retalyo malah pulih dari amnesianya. Kesempatan yang semakin bagus untuk membuat Retalyo tidak mengingat bahwa perempuan itu sudah menikah dengan Ranuca.

"Gue Riski Prasetya. Gue orang yang nolong lo dari kecelakaan malam itu."

Pandangan Retalyo fokus lagi pada orang yang baru saja mengenalkan diri. Kepalanya makin pusing.

"Boleh ambilin gue minum." pintanya dengan suara serak, Riski dengan cekatan langsung memberikan minum.

Retalyo kembali berbaring, kepalanya makin sakit. Semua ingatan pada malam itu masuk ke dalam ingatannya Retalyo.

"Kepala lo sakit? Gue panggilin dokter ya."

Retalyo menggelengkan kepalanya.

"Lo mau gue kabarin keluarga lo?"

"Gausah, gue terlalu banyak ngerepotin."

"Tapi gue ga ngerasa direpotin. Jadi gue izin cari kontak di ponsel lo ya Ta."

Retalyo mulai merasa aneh, saat laki-laki di depannya seolah sudah mengenalnya sebelum ini. "Lo bahkan tau nama panggilan gue. Darimana?"

"Oh itu—gue... Cek kartu identitas lo. Sorry kalau lancang." jawabnya gelagapan.

"Gimana ceritanya lo bisa nolongin gue? Gue kecelakaan di sirkuit kan."

Riski sempat terdiam mencari alasan yang masuk akal. Ia tetap harus mengelabui Retalyo agar tidak curiga.

CINTA DUA KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang