2.7 | Cukup Kamu

380 42 31
                                    

Kini aku terjatuh, jatuh di cinta yang tepat. Ini sebuah takdir, takdir yang hadir di akhir.

🍂

🍂

🍂

 "Terus? Kalau Tirani suka aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Terus? Kalau Tirani suka aku. Kamu cemburu ga?" Tanya Ranuca yang ingin mendengar kalau Retalyo cemburu jika ia selalu disukai perempuan diluar sana.

"Hm... Enggak." jawab Retalyo seraya menggelengkan kepala.

"Serius?" tanya Ranuca tak percaya.

"Iya, Nuca."

"Gimana kalau dia beneran rebut aku dari kamu, Ta." Pancing Ranuca.

"Ya rebut aja."

"Kok gitu?" Ranuca jadi jengkel mendengar jawaban itu.

"Kenapa nggak marah atau cemburu sih?" tanya Ranuca sekali lagi.

Retalyo malah memajukan bibirnya dan terlihat mengetuk-ngetuk jari didagu. Ranuca mendadak jadi gemas dan kesal secara bersamaan.

"Ta..." Rengek Ranuca meminta jawaban Retalyo.

Ranuca di depannya mendadak jadi manja begini, ia menahan senyum geli. "Hm."

"Sayang." Ranuca menoel pipi Retalyo.

"Apa Nuc ga denger?" kata Retalyo jahil pura-pura tidak mendengar.

Ranuca berdecak kesal lalu berlalu untuk mengganti pakaian. Retalyo makin tertawa geli sedangkan Ranuca jadi menatap datar ke arahnya.

"Kamu pulang dari Sydney kenapa jadi bikin geli sih, Nuc. Mba Key abis apaain kamu?"

"Gausah tanya-tanya." acuh Ranuca selesai mengganti pakaian langsung naik ke tempat tidur.

"Dih ngambek. Mau tau ga alasan aku kenapa ga marah ataupun cemburu?"

"Nggak!"

"Yakin?" tanya Retalyo jahil ia juga jadi duduk di tempat tidur.

"Heem."

"Yaudah kalau kamu cuek gitu, malam ini aku tidur sama Mami deh. Mumpung Papi lagi ga ada." Retalyo berdiri dari duduknya. Namun Ranuca lebih cepat menarik tangannya hingga ikut jatuh atas kasur.

Ranuca langsung menindihnya dengan tatapan tajam. "Jangan coba-coba kabur ya, Ta! Cepetan cerita."

"Iya, iya aku cerita. Tapi ga gini juga posisinya. Kamu berat tau, Nuc!"

"Berat apanya orang aku tahan pake tangan. Cepetan ah Taa!"

"Yaudah oke. Alasan kenapa aku nggak marah atau cemburu sama Tirani yang suka sama kamu... Karena.... " Retalyo menatap wajah Ranuca lekat.

CINTA DUA KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang