0.8 | Dia yang kembali

289 44 14
                                    

Namanya juga mantan, mana mungkin ada yang terindah. Dan mereka itu mirip sama setan yang kadang datang tak diundang pulang tak diantar.

🍂

🍂

🍂

Malam ini Olanor sengaja memanggil Ranuca dan Samudera untuk datang ke ruang kerjanya, kedua putranya itu langsung memposisikan duduk bersampingan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini Olanor sengaja memanggil Ranuca dan Samudera untuk datang ke ruang kerjanya, kedua putranya itu langsung memposisikan duduk bersampingan.

"Ada apa Pi?" Tanya Ranuca mengawali membicarakan, diikuti Samudera yang ikut bertanya juga. "Iya nih Pi, mau ngomongin apa sih? Tumben banget disini. Penting ya?"

Papinya yang semula sibuk dengan laptop dihadapannya kemudian menoleh ke dua anak lelakinya itu. Ia sedikit tersenyum melihat kedua anaknya.

"Gimana keadaan kalian?" Tanyanya basa-basi.

Samudera yang lebih dulu mengangguk. "Baik. Baik banget malah. Selagi Sam masih bisa nonton doraemon, semuanya akan baik-baik aja, Pi." Cengirnya.

Olanor terkekeh, Samudera anak bungsunya itu selalu pandai membuat orang tertawa. "Mau sampai kapan kamu Sam nonton kartun itu? Urusin hidup kamu. Cari cewek gitu contohnya atau gantiin Papi di Perusahaan." Papinya ini memang sosok yang pekerja keras tapi sikap hangatnya selalu muncul saat berkumpul dengan keluarga, karena walaupun selalu sibuk dan jarang di rumah ia selalu menyempatkan untuk memantau Ranuca dan Samudera.

Olanor tetap Papi yang tau, cara mendidik anak lelaki memang sedikit berbeda dari kedua anak perempuannya.

"Santai aja Pi, kalau soal cewek." Samudera menampilkan senyuman manisnya.

"Oh jadi udah ada yang mau nih sama kamu?"

Samudera menggeleng, "Itu masalahnya Pi, banyak yang mau sama Sam, tapi Sam keburu bosen jadi ya mending jomblo aja, tapi punya cewek dimana-mana." Ucapnya sok bangga.

Dasar pecinta wanita tapi enggan disebut buaya. Ranuca yang dari tadi nyimak melirik malas adiknya. "Jomblo aja bangga, lo kira itu prestasi apa?" Gerutunya.

"Sialan lo kampret."

Papi Olanor kini melirik ke arah Ranuca, "Kamu gimana? Udah setuju kan sama keputusan Papi, bang?" Tanyanya serius.

"Ya begitulah Pi, Papi bisa lihat sendiri Nuca gimana. Tapi aku tetap ga akan pernah setuju kalau harus ikutin keputusan Papi yang ga jelas itu. Udah berkali-kali dibilang kalau itu bukan salah Nuca, Pi."

"Ini bukan masalah salah atau tidak bang, tapi kamu belajar untuk tanggung jawab. Setidaknya kamu harus mencobanya. Papi hanya ingin kamu jadi mandiri. Jadi lebih baik menikah dengan Lyo secepatnya."

Ranuca menggeleng tetap pada prinsipnya, "Aku ga mau di paksa Pi. Kalau Papi lupa, aku masih stuck di Keynara ya! Dia lagi di luar negeri dan pasti kembali jadi mana mungkin aku harus nikah sama Reta."

CINTA DUA KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang