1.3 | Tamparan

218 33 12
                                    

Jika kamu ingin bahagia, jangan biarkan masa lalunya mengusikmu.

🍂

🍂

🍂

Kegiatan di Kantor hari ini sangat melelahkan bagi Retalyo yang sebentar lagi akan cuti dan saat ini ia bersama Tirani sedang disibukan dengan berkas-berkas bertumpuk di ruangan dari pagi sama siang begini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kegiatan di Kantor hari ini sangat melelahkan bagi Retalyo yang sebentar lagi akan cuti dan saat ini ia bersama Tirani sedang disibukan dengan berkas-berkas bertumpuk di ruangan dari pagi sama siang begini. Ditambah beberapa kali meeting dengan Perusahaan yang ingin bekerja sama dalam waktu dekat.

Rasanya Retalyo sudah tak sanggup jika harus menanganinya terus-terusan setiap hari, tapi untung Tirani yang selalu jadi tangan kanannya selalu sigap membantu sahabatnya ini yang minim akan segala hal.

"Tirr, semua berkas yang ini udah ditanda tanganin ya. Sisanya nanti dilanjut abis makan siang, pegel banget ini tangan." Ucap Retalyo menunjuk dua tumpukan berkas dikanan dan kirinya.

Tirani terkekeh melihat raut wajah frustasi Retalyo, "Gitu aja ngeluh, lah apa kabar gue Ta, yang tiap lo ga ada harus gue yang backup." sambil membawa berkas sebelah kanan itu beralih ke mejanya sendiri.

"Hari ini masih ada meeting lagi kan?"tanya Retalyo memastikan, Tirani membuka buku agendanya, lalu mengangguk. "Iya masih ada, sore nanti."

Mata Retalyo terbelalak,"Serius harus sore? Gabisa dimajuin aja?"

"Ck, gabisa lah Ta. Awas aja ya kalau lo kabur, gue laporin ke Om Ricad kalau selama ini lo sering banget bolong masuk kerja!"

"Aduan banget sih Tir."

"Bodo!"

Setelah perdebatan kecil diruangan, kali ini mereka berdua memutuskan pergi ke kantin untuk makan siang. Sudah tak asing bagi satu kantor ini melihat kedua perempuan itu dekat dan kemana-mana selalu bersama. Seorang boss dan sekertaris muda yang banyak dikagumi pekerja laki-laki disini.

"Btw gimana, hari ini jadi ketemuan sama Ranuca buat fitting baju nikah itu?" tanya Tirani disela makan siangnya, Retalyo yang duduk disebrangnya hanya mengiyakan dengan menganggukan kepalanya tanpa ekspresi berlebih.

Tirani yang bingung melihat sahabatnya tidak antusias, jadi heran.
"Bukannya seneng, kok malah gitu doang responnya. Kenapa?"

"Ya, kamu tuh gimana sih? Udah tau sore ini jadwal aku fitting sama Ranuca, tapi kenapa meeting terakhir malah di jam yang sama coba?"

Tirani menghembuskan nafas beratnya, sahabatnya yang satu ini terlalu childish dalam menghadapi sesuatu. "Tinggal bilang aja sih, lo gausah dijemput dan bakal telat dateng ke tempat fitting nya. Beres."

Retalyo menggeram kesal pada Tirani, emang segampang itu mengetikan pesan pada Ranuca? Mukanya mau ditaruh dimana, kalau harus bilang terlambat datang.

CINTA DUA KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang