Bab 08

1.5K 265 25
                                    

"Ciee.. kak Zaki mo nikah yee... cie cieee..."

Zia mengacak-acak rambut abangnya itu usil. Zaki hanya tertawa kecil mendengarnya.

"Iya dong dek, masa mau jomblo terus. Anak Ayah Zavier kelamaan jomblo kasian. Nti gak bisa ngebalap bunda dong punya anak lebih dari 4. Hahahaha.."

Qory yang tengah membungkus koleksi perhiasannya tertawa kecil. Malam nanti mereka akan kembali mengunjungi rumah Engkong Fatah guna melamar Jamilah secara resmi. Untung saja kalau printilan seserahan bisa dipesan lewat langganan salonnya, jadi tugas dia hanya membungkus perhiasan set koleksinya sebagai tanda pengikat calon mantunya itu.

"Anak kecil mo kawin ya begini, sradak sruduk bikin puyeng dek. Lain kali kamu jangan kayak Zaki ya. Pusing bunda ngurusinnya.."

"Ya iyalah Bun, Zia kan masih SMA, masa iya nikah dalam waktu dekat. Gak mau laah.. masih pengen kuliah kedokteran.."

Zavier yang duduk sambil asyik membaca sesuatu ditabletnya, menengadahkan kepalanya dan menatap Zia dengan kening berkerut.

"Kedokteran? Koq Ayah gak tau.."

"Iya Yah, Feryl masuk kedokteran ya aku juga lah. Biar bareng terus. Hehe.."

Qory terkikik geli mendengar kalimat anaknya.

"Yah, ini sih bakalan langsung dikawinin pasca lulus SMA. Kagak pake nawar ini.. hehee.."

"Ish bun, aku mau kuliah. Gak mau yaa nikah muda.."

"Ya itu kamu malah ngintilin si Feryl. Ngapain coba? Dah lengket gitu malah bahaya. Serem Bunda.."

"Ish bundaaaa, lengket apaan sih, emangnya lem. Gak mauu nikah muda pokoknya.. mau jadi dokter.."

Zavier lalu melambaikan tangannya pada Zia menyuruhnya duduk disebelahnya. Dengan merengut, Zia bangun dari kursinya dan melangkah menuju Ayahnya.

Ayahnya itu langsung merangkul bahunya dan mencium pipi bakpau Zia gemas. Entah kenapa anaknya yang perempuan semua ikut semlohay kayak ibunya.

"Anak ayah kalau mau masuk kedokteran boleh, tapi nikah dulu sama Feryl. Titik. Gak pake tapi.."

Zia kontan merengut dan merajuk ke ayahnya itu.

"Udah gak usah ngomong nikah melulu. Zia sebeelll!!!. "

Semuanya terkekeh dan menatap Zia lucu. Bontot keluarga Zavier itu memang unik anaknya.

"Kamu punya mahar berapa mau nikahin anak gadis orang Bang? Berani-beraninya kamu ngajak nikah.." seru Zaiver memandang Zaki datar.

"Lah Ayah gak percaya banget sama aku. Adalah, proyek aku udah lancar koq. Bakalan kaget dah denger nominalnya.. ayah aja kalaah. Hahahaa.."

"Yang bener kamu? Maen layangan mulu, maen gundu, apaan yang bisa ngalahin ayah. Mimpi!" Sembur Qory tak percaya.

"Ya elah Bun, gak percaya amat. Tunggu aja nanti aku beliin rumah istimewa buat yayang Jamilah. Kecil juga milik sendiri.."

"Halah, mas kawin aja perhiasan bunda ini. Gimana sih Ki? Lebay kamu!"

Zaki terbahak keras dibuatnya.

"Nanti aku transfer bun. Sebutin nominalnya aja langsung nih aku dp. Kalau full amount harus beberapa kali tapi ya. Hehee.."

Zavier langsung terbatuk mendengarnya. Masa iya bocah pemalas seperti Zaki punya uang?

"Ngimpi ketinggian kamu! Udah, nanti kalau dah nikah, gabung sama ayah di kantor. Kerja yang bener, sudah nikah punya tanggung jawab dong kak.."

Zaki mendengus acuh. Dia lalu meraih ponselnya

Brondong I'm in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang