Bab 18

1.3K 217 29
                                    

Sudah empat hari mereka menginap disebuah Vila minimalis yang eksotis di daerah Lembang Bandung. Tak disangka ternyata Jamilah amat menyukai suasana di sana yang begitu sejuk dan tenang.

Setiap siang sampe sore mereka pergi berkuliner dan menikmati suasana sekitar Lembang bahkan sampai ke kota Bandung.

Jamilah teringat kejadian kemarin sore ketika mereka menikmati suasana matahari tenggelam dari puncak Dago Punclut. Benar-benar membuat ia merinding dan terpesona oleh suasana alam yang begitu indah.

Suaminya tak henti-hentinya melingkari pinggangnya dari belakang saat berdiri di puncak gedung punclut ini.

"Cantik yaa.." bisik Zaki sambil sesekali bibirnya iseng menciumi puncak kepala Jamilah.

"Iya.." jawab Jamilah fokus melihat peristiwa alam menakjubkan itu.

"Tapi cantikkan kamu neng dari pada matahari terbenam. Yang itu mah cantik semu, kalau yang ini cantiknya bisa dipegang, dicium, dipeluk, dinuna ninu, ruaaaarr biasaa"

Duh, Milah terasa melayang digombalin suaminya itu. Dasar brondong gak punya tanggung jawab, anak orang dibaperin gini.

Tiba-tiba Milah mendengar celetukan dari arah sampingnya.

"Ish, itu tante-tante pacaran sama brondong. Kasian amat itu cowoknya, ganteng-ganteng dapet tante-tante tua.."

"Iya, tajir kali tuh ceweknya. Gampang beli brondong gitu. Heran! Cakepan juga gw ya.."

"Ho oh, apes dah tuh cowok! Musibah. Hihiii.."

Bola mata Jamilah terbelalak mendengarnya. Apa dia setua itu bersanding dengan suaminya? Hiks, kenapa dia tiba-tiba merasa insecure ya?

"Tarohan yok, gw bisa lah ngegaet tuh cowok. Berani gak loe?"

"Ahsiaapp. Ayolah, tiket ke bali pp boleh lah.."

Batin Jamilah berkecamuk mendengar pembicaraan para gadis disebelahnya. Maksudnya mereka mau gaet si Andra?

Milah langsung menyentuh tangan Andra yang beradi atas perutnya. Tak sudi dia kalah dari para perempuan songong disebelahnya itu.

"Baang.." cicit Jamilah seraya menengadah untuk melihat wajah suaminya yang ada diatas kepalanya.

"Napa neng?" Sahut Andra yang kini menatapnya penasaran.

"Pulang yuk ke hotel, pengen rebahan dikamar. Males disini.. ke kamar kan enak bisa yang entu.."

Tiba-tiba Andra melepaskan rangkulannya dan membalik tubuh istrinya cepat. Wajah mereka hampir menempel saking deketnya.

"Seriusan?? Emang neng dah bersih?"

Hampir Milah terkena serangan jantung saking kagetnya dengan reaksi suaminya.

"Ish, belumlah. Tapi kan bisa yang lain.." lirih Milah menjawab. Bukan apa-apa, dia hanya tak tahu lagi harus gimana membuat orang disebelah mereka kepanasan.

Cup

Bibir merah Zaki, meluncur cepat mencium kening istrinya.

"Siaapp sayangku, your wish is my command. Brangkaat!"

Andra langsung merangkul pinggang Milah dan berjalan meninggalkan tempat itu. Baru saja mereka bergerak 3 langkah, sebuah suara muncul menghadang mereka

"Mas, mas.. misii.. boleh bantuin foto sebentar?"

Zaki dan Milah menatap sosok seksi yang tersenyum menggoda itu barengan.

"Please fotoin sebentaar aja.. boleh ya?" Rayunya terdengar manja. Ingin sekali Milah menolak seketika tapi dia harus berusaha sabar saat ini.

"Maaf, kami sibuk! Istri saya ingin balik ke hotel sekarang. Permisi!" Andra menyahut agak tajam ke arah perempuan itu.

Brondong I'm in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang