Bab 30

1.7K 210 29
                                    

Zaki memeluk Qoryna erat. Wajahnya terlihat kusut dan pucat. Disana, didalam ruangan operasi sana, istrinya tengah berjuang melahirkan anak mereka.

Setelah satu tahun menikah, akhirnya Milah dinyatakan hamil. Sayangnya, saat usia kehamilannya 7 bulan, mendadak Milah terjatuh di kamar mandi dan mengalami pendarahan.

"Maafin aku ya Bun.." cicit Zaki lemah. Ia memejamkan matanya sembari tak henti berdoa agar istri dan anakny baik-baik semua.

Qory menepuk punggung anaknya lembut.

"Jangan kuatir Bang. Percaya Allah pasti kasih yang terbaik. Doa terus ya.."

"Aku minta maaf ya bun, kalo suka bandel dan ngelawan bunda dari dulu. Abis gimana Bun, bunda kan paling suka aku isengin dan juga galak sama aku. Jadi aja aku suka lihat bunda bawel marah-marah gitu.."

Qory tertawa lalu menepuk punggung anaknya keras.

"Kualat kan? Hahaha.."

"Ya itu, makanya.. maafin aku ya Bun.. janji bakal bahagiain bunda pokoknya. Bunda doain istri sama anak aku ya bun.."

"Doa bunda pasti nak, kamu tuh ya jangan raguin Bunda. InsyaAllah anak dan istri kamu juga sehat.."

Zaki menunduk seraya mengaminkan dengan khidmat. Istrinya, anaknya, semoga selamat semuanya.

Tak berapa lama Zavier datang dengan Zia yang masih memakai seragam hitam putih usai ujian akhir. Mereka langsung menghampiri Zaki tak sabar.

"Kak, gimana ponakan aku? Dah lahir belum? Cewek cowok kak?"

Zia merangkul lengan Zaki penasaran.

"Belum ada kabar dari dalam. Heran itu bayi gak mau nongol kalau di usg. Tapi kalau dilihat dari tanda-tanda sih, kata bunda cewek deh kayaknya dek.."

"Aseekk cewek. Nanti aku dandanin yaak pake bandana pink, baju pink, tas pink.. aseekk..."

"Doain dulu biar cepet beres operasinya dong, apa aja dah kakak gak masalah.."

Zia mengangguk kecil menyetujui.

"Dah berapa jam?" Tanya Zavier sambil tangannya menggenggam jari Qory erat.

"Mau 3 jam ini Yah, ini calon Papa dah rungsing aja dari tadi.."

Zavier hanya tersenyum kecil melihat Zaki yang terlihat manja dipelukan istrinya. Dia teringat dulu juga begitu kuatir saat kelahiran Iza anak sulung mereka. Dan Zavier hanya bisa mondar-mandir tak tenang diluar ruangan.

"Ya kan anak aku prematur Yah, kuatir aku tuh.." cicit Zaki dengan wajah murung.

"InsyaAllah gpp kak, kamu berpikir positif aja. Jangan aneh-aneh kepalanya. Ayah yakin mereka baik-baik saja.."

Zaki hanya mengangguk perlahan menyetujui ucapan Ayahnya. Tapi walau begitu, tetap saja dia mengkuatirkan kondisi Jamilah didalam sana.

"Engkong belum dateng?" Tanya Zavier pada istrinya.

"Katanya lagi repot ada yang pesen kambing tadi. Nanti aja kalau sudah ke ruangan deh. Kasian kalau di ruang operasi gini, nanti cemas juga. Oh ya, itu orang tuanya Milah emang beneran kagak bener ya. Masa tadi Bunda kabarin ibu besan, dia kek acuh gitu. Anak cucunya lho itu. Heran deh. Gimana bunda gak makin sayang sama mantu kita itu. Anak baik koq disia-siakan.."

"Ibu sambung itu bun.." sahut Zaki

"Tahu. Tapi ya gak gitu juga lah. Anak sambung kan anak juga. Masa cuma mau sama Bapaknya doang. Lihat kaka kamu Iza, sama Aca sayangnya pake banget. Anak kan amanah kak.. kasian sekali Milah itu, hikss.. Bunda sayang banget sama dia. Awas ya kamu kalo nyakitin dia kak, bunda sunat ulang kamu!!"

Brondong I'm in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang