Dua minggu berlalu.
Zaki & Jamilah sudah kembali ke rumahnya setelah kondisi Zaki pulih dengan cepat. Sudah seminggu ini juga dia kembali disibukkan dengan pekerjaannya. Ternyata dia tengah dikejar banyak deadline dari para customernya.
Seperti hari ini, Paupau sudah menginap dari semalam dan mereka bekerja tanpa henti di kamar bawah yang sudah disulap jadi ruang kerja Zaki. Mau gimana lagi, daripada suaminya kerja di rumah Engkong di kampung sana.
Jamilah sesekali juga menengok mereka sambil menyiapkan kopi atau cemilan untuk mendukung pekerjaan mereka.
Kumala yang merupakan staf IT support Zaki, paling senang kalau Jamilah datang mengantarkan makanan. Si bombom satu itu memang mulutnya sulit berhenti ngunyah walau tangannya sibuk menekan tombol keyboard.
Sesekali juga Kumal bersiul dan menatap Milah penuh harap.
"Bini lu cakep bener Bang, aye bisa naksir kalo belum ada pawangnya.."
Tinggallah Zaki melempar apapun barang didekatnya kalau Kumal sudah bertingkah macem-macem.
"Bini gw babon! Elah itu mata sama mulut perlu diruqyah keknya!" Pekik Zaki sebal.
Paupau dan Kumal kompak terbahak keras mendengarnya. Si Zaki koplak emang, sejak punya istri jadi posesif gitu anaknya. Gak bisa lagi buat godain cewek rame-rame. Gak asik ujar mereka.
Sesekali juga Zaki naik ke lantai 2 menengok istrinya dan melakukan hal-hal usil untuk merelease stresnya. Dan kembali ke ruang kerjanya dengan wajah bahagia full ceria. Imbasnya, dua rekannya itu cemberut dengki dengan kebahagiaan Zaki.
Ketika mereka tengah kembali sibuk dengan pekerjaannya, terdengar suara riuh Zia yang muncul dengan klakson heboh dari motor maticnya. Segera saja Zaki keluar dari ruangannya dan menjemput Zia yang tengah repot menenteng tas makanan.
"Aseekk.. makaann.. kaka kangen jengkol bunda nih.. hehe.."
Zia langsung saja menyodorkan makanannya dan menatap Zaki heboh.
"Kak, itu si Queena ngotot pengen ikut noh. Nyusul bawa mobilnya dibelakang. Aku gak bisa nolak dia tadi. Sorry deh yaa..."
Zaki berdecak kesal dibuatnya.
"Hadeuh si barbot ngapain sih kemari. Bisa perang lagi gw sama yayang gw. Loe ah bukannya dikurir aja makanannya. Rusuh nanti.."
"Iye entar Zia temenin Kak Milah. Tenang aje, si Queena mah kecil lah.."
Zaki mengacak puncak kepala Zia yang baru saja melepas helmnya.
"Daebak!" Cengirnya bahagia.
Dan benar saja, tak lama kemudian ada mobil mungil merah magenta muncul di depan garasi rumah Zaki. Datanglah sosok barbie berambut pirang dengan bajunya yang seksi menggoda menghampiri Zaki dan Zia yang sudah waspada.
"Yayang Zaki.. sudah sehat belum? Queena kangen lohhh... mmwwwaaahhh..."
🍃🍃🍃
Milah menatap datar perempuan yang tengah asyik menggelendoti suaminya. Lebay banget sih ya uler keket satu itu. Gak liat apa Zaki sudah menikah?
"Yayang Zaki, Queena sebel deh.."
Zaki yang tengah asyik menyendoki kuah sayur jengki buatan ibunya, melirik cuek ke arah teman masa kecilnya tersebut.
"Dia kan udah tua tau Ki, udah peyot, wajah kek nenek-nenek, ngapain nikah sama dia ? Mending Queena kemana-mana dong. Nih pegang deh pipi Queena, muluuusss lalat aja jatoh. Yayang Zaki kan dulu suka usap-usap kan? Inget ga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong I'm in Love
ChickLitKisah kehidupan Jamilah ketika memutuskan tinggal bersama Engkongnya di Kampung Daun. Sanggupkah ia menghadapi ledekan dan cibiran kesendiriannya di kampung padat penduduk itu? Ditambah lagi kelakuan absurd tetangga sebelahnya seorang brondong tengi...