Bab 24

1.2K 213 19
                                    

Zavier membaca kontrak ditangannya dengan detil. Barusan saja Zaki dan Jamilah mendatangi rumahnya dan meminta legal kantor ayahnya itu mengecek dokumen kontrak yang ia bawa.

"Kalau ketemu, Bunda potong-potong itu orang. Sembarangan aja mau nyentuh mantu Bunda!"

Jamilah yang duduk disebelah suaminya masih menunduk dengan wajah pucat.

"Kamu gak pa-pa kan Milah? Gak ketoel apapun sama si kampret satu itu?" Tanya Qorina cemas. Tangannya menyentuh bahu mantunya lembut.

Jamilah menggeleng kecil. Tiba-tiba saja dia merasa butuh pelukan seorang Ibu yang selama ini jarang ia dapatkan. Spontan dirinya menubruk Qorina serta menangis dalam pelukan mertuanya.

"Hikksss.. Bundaa... "

Qorina menyambutnya dan mengelus punggung mantunya itu menguatkan. Dirinya yang mendengar saja begitu shock, apalagi Jamilah yang mengalaminya.

"Duh ya Allah, kamu pasti takut ya didekati cowok sableng kek gitu. Zakii.. kamu gak boleh tinggal disana dulu. Biar Milah tinggal sama Bunda disini.. Bunda bilang juga apa? Kamu tinggal dirumah sebelah aja biar deket Bunda. Teman-teman kamu kan absurd semua. Bunda gak izinin kamu balik ke rumah itu pokoknya. Gak ikhlas kalau Milah kenapa-kenapa. Paham kamu??"

Kini Zaki malah kena damprat Bundanya dan membuat ia pasrah saja dengan keputusan ibunya.

"Sshhhh.. sudah sayang. Pokoknya sementara kamu tinggal sama Bunda ya. Jangan mau dulu pergi-pergi sama Zaki kemanapun. Kamu aman disini. Ada Bunda, Ayah, Zia juga. Sabar yaa.."

Milah masih tersedu sedan dalam pelukan ibu mertuanya itu. Entah kenapa dia merasa sedih dengan hidupnya. Kemalangan apa yang akan terjadi jika si Iwan itu berhasil menyentuhnya? Naudzubillah.

"Kak, bentar lagi Pak Bartha kesini sama teamnya. Ayah rasa kontrak ini ada yang janggal sama isinya. Tenang saja, Pak Bartha pasti tahu celahnya. Oh iya, rumah kamu sudah ada CCTV belum? Bisa jadi bukti kalau dia nuntut ganti rugi kontrak yang kamu batalin"

"Haish, Belum sempat pasang Yah, rencana pekan depan mau panggil si Wawan IT kantor aku.."

"Ya sudah, kamu lebih baik tenangin istri kamu dan fokus sama kerjaan lain. Urusan ini biar team Ayah yang urus. Bawa istri kamu ke kamar. Kasian tuh kayaknya masih shock."

Zaki mengangguk kecil. Ia lalu menyentuh bahu istrinya yang masih saja dalam dekapan Bunda.

"Kamu jadi suami harus bisa melindungi istri Ki, awas ya kalau ada apa-apa sama Milah. Bunda pencet idung kamu itu biar pesek. Paham??"

Zaki tersenyum lebar mendengar ancaman bundanya. Hatinya menghangat dengan perhatian ibunya pada istrinya.

"Iya Bun, insyaAllah Zaki jaga sekuat mungkin. Kalau perlu Zaki cari bodyguard cewek buat jaga Istri Zaki 24 jam. Hehee"

Qorina kontan saja menyentil kening anak lelakinya itu sebal.

"Ya udah ajak istirahat. Biar Ayah yang urus masalah kamu. Dah bawa baju belum kesini? Atau kamu pulang dulu bawain baju-baju kalian dan tinggal disini"

"Iya Bun, nanti deh gampang. Zaki mau ajak istirahat dulu aja.."

"Makan dulu tuh, Bunda bikin sop kimlo sm gurame asem manis. Habis makan baru ke atas ya.. Milah, makan dulu ya nak.."

Jamilah melepaskan pelukannya dan mengangguk kecil. Qory mengecup kening Jamilah penuh sayang dan menepuk pipi bening itu lembut.

"Disini aman, sudah ya jangan kuatir.. kalau perlu apa-apa bilang Ayah atau Bunda. Kita semua keluarga, jangan takut ya.."

Brondong I'm in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang