Zaki menatap istrinya yang tampak sudah tertidur. Entah pura-pura atau gimana, Batinnya menangkap kalau Jamilah tengah merajuk padanya.
"Neng, udah tidur?" Bisik Zaki penasaran. Digoyangkannya tangan istrinya itu pelan.
"Ish koq abang dicuekin. Bangun dong neng.."
Jamilah tampak tak terganggu dengan bisikan Zaki yang berulang tersebut. Dia tampak menikmati tidurnya yang pulas kali ini.
Zaki merengut lalu ikutan membaringkan tubuhnya disisi istrinya itu. Wajahnya menghadap Jamilah penasaran. Tangannya mengelus pipi bening sosok disebelahnya lembut.
"Ish abang dicuekin, napa sih? Apa gak nyaman disini? Mau dihotel lagi? Ayo lah kita pergi.."
Belum ada respon apapun.
"Hadeuh tidur kek kebo begini ya. Aslik ini mah, abang ngambek dah.."
Lagi-lagi tak ada sautan apapun.
"Yah, beneran pules dia. Gimana dong, masih pengen ngulang yang semalem malah dianggurin. Nasib banget dah. Ya udah besok abis subuh ya neng, abang tungguin lho.."
Lama kelamaan, Zaki ikutan menguap berulang kali. Dan tak pakai lama, dia pun ikutan tidur pulas disebelah Jamilah.
Zaki tak menyadari ketika ada 1 pesan masuk ke ponselnya yang akan membuat hidupnya sedikit berliku nanti.
🍃🍃🍃
"Elah ini bocah, dah punya bini masih aja nemplok yee.."
Terdengar sahutan keras dari arah dapur dipagi hari ini.
"Ketek bunda wangi, aku kangen melukin ketek bunda.." cetus sosok tinggi tegap yang tengah memeluk Qorina dari samping.
"Wangian ketek Jamilah dong Ki, sono temenin istri kamu diatas. Ngapain coba pagi pagi udah turun aja. Penganten baru mah sensasinya di kamar sono.. cckkk bocah.."
Terlihat Zaki merengut kecil mendengarnya.
"Jamilah lagi dapet, aku gak kuat deket dia Bun.. takut bablas.."
Qory terkikik geli melihatnya.
"Apes amat nasib kamu nak. Baru nikah kemaren dah dapet jekpot. Sabarin aja, beres haid itu langsung subur loh. Gaspol jangan dikasih rem. Bulan madu sana kemana kek.. bunda liat Jamilah itu anaknya diam dan kayak kuper. Kamu ajak jalan sana bawa mobil bunda aja. Seminggu dua minggu kek gpp. Ajak dia keliling mana ya.. kasian.."
Zaki mengangguk kecil.
"Siap Bunda Ratu. Terus lagi begini aku kudu ngapain Bun ?"
Qory terbahak lucu mendengar keluhan anaknya itu.
"Gogling lah, masa anak bunda yang katanya programmer jadi buntu begini. Otak dipake dong.."
Zaki tertawa kecil mendengarnya.
"Iya Bun, emang rencana mau pergi jam 9an nanti. Mau bawa ke Lembang aja ya Bun, jangan jauh-jauh dah.."
"Pinter anak bunda! Gih sana siap-siap. Bunda buatin bekal buat dijalan ya buat cemil-cemil.."
Zaki mengangguk sigap. Dia gegas beranjak pergi ke atas menuju kamarnya. Kasian istrinya itu kalau ditinggalin lama-lama.
Tiba di kamar, Zaki melongo melihat kondisi kamarnya yang sudah rapi jali dengan gantungan-gantungan baju yang sudah bersih disana-sini. Ciyusan ini kamar dia?
Tampak Jamilah baru saja beres melipat selimut dan merapihkannya di bagian kaki ranjang mereka. Zaki melangkah mendekati Jamilah lalu memeluknya dari belakang.
"Neng, ngapain bersih-bersih kamar? Kan ada mbak yang tukang rapiin.."
Deg, Jamilah berjengit kecil jadinya.
"Bingung mau ngapain Ndra. Bunda udah mulai masak? Biar aku bantuin.."
"Ish ndra ndra melulu, mau dilakban pake bibir aku?"
Milah menunduk malu dengan kebiasaannya itu yang belum berubah.
"Iya maaf. Lupa.."
"Kalau abang denger lagi panggil nama, langsung abang lakban yaa ampe bengkak nanti. Siap-siap aja.. hahahaha.."
Hadeuh dasar otak mesum ini bocah!
Terdengar bunyi ponsel Zaki menjerit-jerit sepagi ini. Tapi Zaki terlihat acuh saja dan masih asyik memeluk istrinya itu dari belakang.
"Telfon tuh.." cetus Milah berusaha mengalihkan perhatian Zaki.
"Ambilin.. kode masuknya tanggal nikah kita kemaren.." rajuk Zaki manja.
Terpaksalah Milah berjalan dengan agak berat ke arah nakas dimana ponsel suaminya berada. Bukannya melepaskan diri, Zaki malah kian asyik menempeli istrinya itu.
Iseng Milah membuka ponsel suaminya dan mendapati banyak pesan yang belum dibuka tapi dengan pekikan panggilan yang belum juga berhenti.
Usai mengklik tombol hijau, Milah mengarahkan ponselnya ke belakang tubuhnya.
"Haloo.. Andraaa.. loe dimana??" Sebuah teriakan stereo mengudara amat keras.
Kontan Andra mengambil alih ponselnya dan menyahuti panggilan tadi.
"Rumah nyokap! Ada apaan sih Ta? Bahlul loe masih pagi ganggu gw aja!"
"Cek ponsel loe ogeb, ada yang nyebarin foto party loe di Bali waktu itu. Gila loe yee.. diem-diem maen cewek segala, direkam pula! Amit dah!"
Wajah Zaki langsung memucat seketika. Dimatikannya ponselnya dan bergerak menuju bagian pesan. Milah yang ada disamping suaminya, terlihat shock mendengarnya.
Maen cewek?
Mata Zaki langsung melotot melihat video yang ia putar barusan.
Gila! Siapa ini yang kirim video tanpa nama? Maksudnya apa?
Disana, divideo itu, tampak Zaki dan beberapa cewek tengah melakukan pesta didekat kolam renang dengan pakaian terbuka dimana-mana. Bahkan, ada 1 perempuan yang menempeli Zaki dengan bibirnya yang mengecup Zaki tiada henti.
Mata Jamilah mendadak berair melihat adegan syur itu. Dia tak kuat menatap video yang terus berputar itu dengan alunan lagu2 reage yang memuakkan.
Itu betulan suaminya?
🍃🍃🍃
Hai haii
Segini dulu ya bebs
Sabar, nanti update cepet insyaAllah🥰😘
Btw, promo terbatas ada dibwh. Chat me yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong I'm in Love
ChickLitKisah kehidupan Jamilah ketika memutuskan tinggal bersama Engkongnya di Kampung Daun. Sanggupkah ia menghadapi ledekan dan cibiran kesendiriannya di kampung padat penduduk itu? Ditambah lagi kelakuan absurd tetangga sebelahnya seorang brondong tengi...