Bab 12

1.5K 258 16
                                    

Zaki memandang istrinya yang sudah pulas tertidur. Mereka sudah tiba di kamar hotel 2 jam lalu dan ia langsung muntah-muntah masuk angin. Herannya setelah ia dikerik oleh Jamilah, badannya kembali membaik.

Setelah ia tadi sempat tertidur sekitar setengah jam, Zaki mendapati istrinya itu sudah pulas tertidur disampingnya dengan bibir menganga minta disentuh. Hadeuh, otak kotornya langsung meradang seketika.

Ditatapnya wajah istrinya itu dari dekat. Hidung mancungnya memang cantik dan matanya juga indah seperti bulan sabit. Pipinya mulus bening seperti para model, membuat kecantikannya paripurna. Zaki bersyukur bisa memiliki sosok unik seperti itu.

Iseng Zaki menyentuh pipi itu dan mengelusnya lembut. Bukannya terbangun, Jamilah tak terusik sama sekali.

Bibirnya mendadak gatal ingin menyentuh apa yang sudah menjadi miliknya itu. Seicip dua icip gak papa kali ya? Halal! Senyum Zaki menguar lebar.

Pelan ia mendekati fokus utamanya si bibir nganga yang dari tadi mencuri perhatiannya. Si merah muda yang bakalan jadi candunya sekarang dan juga nanti.

Cup

Aman, sosok itu masih saja tak terusik. Yes yes yes! Zaki mengepalkan tangannya bahagia. Lanjutkan Ki! Gaspoooollll, seru suara hari terdalamnya.

Ketika dia hendak menyentuh kembali dengan semangat menggebu, tiba-tiba saja suara ponselnya berbunyi dan meramaikan suasana kamar berukuran 45 meter persegi itu. Kampret!

Gegas Zaki menyambar ponselnya dan membaca nama di layarnya. Paundra?

Zaki langsung bangkit dan berjalan menuju balkon hotel. Bukan apa-apa, sohibnya itu kalau ngomong pasti teriak-teriak gak karuan.

"Halo? Ape lu malem-malem telfon Paupau? Gangguin gw aja!"

[Sorry Ndra, gawat nih gawat. Game kita yang layangan kena bug! Pada mencak-mencak itu team user nya. Buruan loe cek dulu dah. Gw dari tadi dah cobain cek tapi belum nemu. Kan loe head programmernya]

Hadeuh, ganggu aja dah ini!

"Ya udah, bentar gw chek. Loe bantu pantau 1 jam lagi ya.. bye!"

Buru-buru Zaki masuk kembali ke dalam kamar dan menghampiri tas ranselnya yang tadi diselipkan laptop tipis tempat ia biasa pake.

Gagal dah malem pertama kali ini. Sabar dah tong, gw kerja dulu soale penting ini. Zaki terkekeh geli sendiri dengan perkataannya. Ampun dah!

🍃🍃🍃

Milah membuka matanya dan menyadari bahwa ia sedang tidak berada dikamarnya saat ini. Hotel, ya dia teringat semalam dia dibawa kesini oleh suaminya. Lekas saja dia mencari keberadaan sosok itu.

What?

Mata Milah membola dan mendapati laki-laki itu tertidur pulas di atas sofa panjang dikamarnya dengan laptop diatas dadanya. Hadeuh, dasar bocah. Tidur aja maen laptop melulu.

Milah bangun pelan-pelan dan menyadari bajunya masih utuh seperti semalam. Alhamdulillah aman, cetusnya dalam hati.

Dia lalu meraih ponselnya dan mendapati sudah jam 4 pagi kali ini. Tentu sudah saatnya mandi dan beribadah seperti biasanya.

Untunglah semalam ia sempat membawa mukena dan sajadah tipis kalau pergi kemana-mana. Siapa sangka dia malah ke hotel begini yang gak ada fasilitas utk beribadah. Syukurlah Milah sigap.

Tak berapa lama seusai Milah melaksanakan solat sunnahnya, terdengar suara adzan yang cukup kencang berasal dari laptop yang dipeluk Zaki saat ini. Kontan saja sosok yang tengah tertidur pulas itu seketika bangun. Pelan ia menoleh ke arah Milah yang tengah duduk dalam balutan mukenanya.

Brondong I'm in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang