Bab 15

1.4K 240 14
                                    

Pandangannya seketika mengabur. Entah ia harus bagaimana dengan hatinya saat ini. Kenapa cobaan langsung begitu menyesakkannya?

"Sayang, denger dulu penjelasan abang.."

Jamilah menggeleng kecil. Apa lagi yang harus laki-laki itu jelaskan? Semuanya sudah jelas tergambar dalam video berdurasi cukup lama itu. Apa lagi yang harus dia dengarkan? Gambar sudah mewakili segalanya.

Cewek seksi? Si andra pake mabok segala ? Isshhh cowok apaan itu?

"Abang jelasin, pleaseee.. jangan percaya gitu aja. Jangan emosi dulu dong neng..."

Milah kembali menggeleng.

"Anterin gw ke rumah Engkong, sekarang juga!" Desisnya tertahan dan terdengar  mengerikan ditelinga Zaki.

"Gak! Aku jelasin dulu itu kejadian kapan dan kenapa gitu. Jangan langsung ngambek dong yang.. please.. aku jelasin.."

Milah menatap suaminya itu tajam.

"Gak loe anterin juga gpp deh. Gw bisa balik sendiri pake ojek online. Gak usah loe urusin gw! Urus tuh cewek loe yang di video!"

Zaki langsung berdecak dan berusaha memeluk istrinya erat. Tapi apa daya, perempuan itu menghempaskan tangannya berulang kali.

"Duh Neng, jangan marah dong. Abang jelasin pliss. Jangan galak-galak gini. Serem tahu!"

"Pulang!"

Zaki menarik nafas panjang lalu mengacak rambutnya frustasi.

"Hadeuh, neng cemburuan amat sih. Gak mau denger banget penjelasan abang?"

"Gak"

Mulut Zaki langsung meracau seketika.

"Duh cewek, gini amat sih yaa.. herman gw! Gini lho neng.."

Jamilah langsung berdiri dan bergegas menyambar kerudungnya yang digantung dekat lemari baju suaminya.

"Pokoknya pulang!"

Hadeuh, Zaki tak bisa berkata apa-apa lagi.

"Ya udah, ayo pulang ke rumah engkong. Sekalian dah bawa baju kita mau lanjut ke Lembang ya jalan-jalan. Kagak usah pake nolak! Perintah suami!"

"Loe aja sendiri, gw kagak mau!"

"Ya elah neng, pemarah amat.. loe gw mulu juga dari tadi. Inget gak abang bilang apa? Abang kremus bibirnya lho ya"

Zaki menggelengkan kepalanya tiada henti. Punya istri baru sehari aja kenapa bikin ini otak panas ya? Padahal kalau dia lagi stres coding juga gak begini amat.

"Bentar, abang siapin koper dulu.."

Zaki meraih koper mungil yang ada diatas lemarinya dan meraih beberapa pakaian didalamnya.

Milah hanya mendelik sebal lalu meraih tas yang semalam ia bawa. Dimasukannya perlengkapan miliknya yang tak seberapa itu ke dalam tas tersebut. Hatinya terasa sakit mendapati kelakuan suaminya yang tak berakhlak itu.

Duh, dia harus gimana?

🍃🍃🍃

"Maaf, kayaknya gw butuh waktu sendiri. Loe silakan ke sebelah dulu beberapa hari ini Ndra.."

Netra Zaki melebar tak percaya. Dia sudah menuruti kemauan istrinya itu untuk pulang ke rumah Kong Fatah, tapi sekarang dia bilang apa?

"Apaan neng? Kamu nyuruh abang pergi? Nyuruh kita pisah?"

Milah mengangguk kecil. Dia baru saja menaruh bawaannya diatas meja kecil disudut ranjangnya. Dan dia kaget dengan perubahan kamarnya yang menjadi lebih wah dari kemarin.

"Gw gak percaya sama kelakuan loe Ndra.. koq bisa gw nikah sama cowok kek gitu yaa.." tutur Milah dengan pandangan nanar ke arah suaminya.

Zaki menyugar rambutnya kesal.

"Ya ampun neng, koq gak percaya banget sih sama suami? Gak mungkin itu abanh lah, itu cuma video clip temen yang lagi bikin lagu. Sumpah, abang gak nyaman juga begituan ish. Bisa dipenggal Bunda lah.."

"Gak percaya.."

"Trus abang kudu gimana coba buktiinnya? Itu beneran cuma syuting.."

Milah menggeleng kecil.

"Itu yang ketahuan. Yang gak ketauan gw gak bisa ngomongnya.."

Tiba-tiba saja Zaki tak terima dengan perkataan Milah barusan. Wajahnya mengetat dan memandang istrinya lekat

"Neng, loe kejem amat sih! Demi Tuhan gw bukan cowok kek gitu. Gegayaan temen gw aja yang pengennya gw jadi model klip dia. Lagian itu sekali-kalinya gw jadi model iklan gitu. Waktu itu karena ada tuker guling dan pure bisnis. Gak caya banget sih? Seriusan gak caya abang?"

Milah menatap Zaki datar. Raut muka suaminya itu tampak gusar gak karuan. Ingin Milah mempercayai ucapannya tapi entah kenapa hatinya terasa sakit gini.

"Pulanglah, kasih gw waktu berpikir.." lemah nada Milah mengatakannya sambil tertunduk.

"Gak neng, semua harus clear dulu. Abang telfon temen abang dulu si Paupau. Suruh kesini aja sekarang juga! Gak mau nanti-nanti"

Milah menengadah dan menatap Zaki yang tengah menghubungi seseorang. Perlahan suaminya itu ikutan duduk disebelahnya dan meraih bahunya erat.

"PAUPAU!! Loe ke rumah engkong gw sekarang juga. Yayang gw marah besar gegara video dulu itu. Sekarang kagak pake nanti! Gw sunat honor loe kalo lama. BURUAN!"

Milah menoleh kaget dengan bentakan suaminya ke lawan bicaranya itu. Segalak itu?

Tiba-tiba saja Zaki meraih wajah istrinya dan memburunya serapat mungkin. Jamilah berusaha menolaknya tapi kekuatan suaminya seperti berlipat-lipat saat ini. Tengkuknya dipegang erat oleh lelaki itu sehingga ia tak bisa berkutik sedikitpun.

Hampir 5 menit suaminya tak henti menyerangnya membuat Milah sampe kesulitan bernafas. Perlahan, Zaki melepasnya dan menatap Jamilah penuh tekanan. Jarinya mengelus bibir Jamilah yang terlihat bengkak akibat ulahnya.

"Itu hukuman kamu neng panggil-panggil loe gw sama abang. Keulang lagi? Gak abang kasih ampun. Jelas? Kagak usah pake ngambek, gak mungkin abang gitu-gituan sama yang belum halal. Paham?"

Kontan Jamilah memandang suaminya horor. Mendadak ia ngeri  dan merinding dengan ketajamannya. Ish, malah balik ngancem gini. Yang tua siapa, yang bikin salah siapa, kenapa jadi ia yang di tekan?

Dasar brondong kagak ada akhlak!

🍃🍃🍃

Ish kelakuan anak babah Jaja, jitak bolbal sampe monas dah!!!

Bebs, paket promo sisa 2 lagi. Harga normal sekitar 185 rb, ini hanya 150 rb aja.

Mau satuan juga boleh, Silakan japri ya bebs.  😘

  😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Brondong I'm in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang