Jujur, bab ini agak2 berat bebs. Makanya lama posting (alesan kan) wkwkwkw.
Beklah, semoga kelean bijak ya bacanya.
🍃🍃🍃
Malam kian larut ketika keluarga Zaki pergi meninggalkan rumah Kong Fatah. Keluarga Rayhan juga sudah pulang mengekori keluarga besannya.
Zaki mendadak aneh karena sedari tadi merangkul pinggang Milah tak mau lepas. Bocah kurang kerjaan banget emang, bikin Milah tak bisa banyak bergerak.
"Lepasin Ndra, gua mau beresin dulu itu piring-piring. Kasian Nyai.."
Bibir Zaki merengut.
"Abang bantuin.. tapi jangan jauh-jauh perginya.. nti kangen.." sahutnya manja.
Jamilah berdecak sebal mendengarnya, lebay. Dia lalu menumpuk beberapa piring makanan yang tadi disajikan untuk para tamu.
"Ini bawain ya ke dapur. Gua numpukin lagi yang disana.."
Zaki mengangguk.
"Ayo ikut ke dapur, abang yang bawa tapi.."
Netra Milah langsung melotot tak percaya. Ini bocah lebay bener deh
"Gua mau beresin itu yang dimeja. Lu sono taro didapur, trus balik sini lagi cepet.."
Bibir Zaki merajuk kembali.
"Yayang gitu, ini suami lho. Masa sih lu gua mulu. Gak sopan tau! Udah gitu galak banget sih yaa.."
Deg, hati Jamilah mencelos karenanya. Iya sih, tapi gimana dong ya namanya juga nikah dadakan. Dia masih butuh waktu mencerna semua takdir ini. Membiasakan diri berinteraksi intens tentu bukan hal mudah.
Milah memilih diam saja sambil tangannya gesit merapihkan ruang tamu dan ruang keluarga rumah engkongnya.
Zaki sendiri, tampak membantu Milah ogah-ogahan. Dia agak bete dengan kegalakan istri dadakannya tadi.
Sekilas, Milah menoleh ke arah Zaki yang tampak merengut sambil duduk disofa ruang keluarga. Bantuin enggak, bete iya. Ckkk, Milah menggeleng kesal.
Usai semuanya kembali beres, giliran Milah yang berpikir dia harus tidur gimana. Perlahan dia ke kamarnya dan mengganti pakaiannya menjadi pakaian rumahan. Dia juga menatap
Kasur tempat tidurnya adalah single. Duh, gimana coba ini?Sebuah tangan menyentuhnya dan melingkari pinggangnya erat. Milah tersentak tapi tak tahu harus gimana.
"Jadi malam ini kita tidur disini? Apa dirumah engkong Abang? Tinggal nyebrang ke sebelah.." bisik Zaki yang membuat Milah merinding tak karuan. Tiba-tiba saja dia muncul gitu bikin kaget terus.
Gegas ia melepaskan tangan Zaki tapi tak berhasil. Suaminya itu malah mempererat dekapannya.
"Ssstt neng, Kalau mau disini boleh, tapi gak enak kalo kedengeran Engkong. Pasti bakalan brisik nanti kan.. malu banget pastinya.."
Ya ampun, Milah kudu gimana ini?
"Ma mak sud nya?" Milah menjawabnya dengan terbata-bata. Matanya sampai mengerjap tak berdaya.
Telinga Jamilah langsung di kecup dan digigit dengan lembut saat ini. Duh, Milah kontan berjengit dan merinding jadinya.
"Maen petak umpet.."
🍃🍃🍃
Zaki mengikuti gerakan istrinya itu dengan senyum dikulum. Wanita yang tengah mengganti sepray dan sarung bantal itu terlihat seksi dengan rambutnya yang diikat tinggi diatas kepalanya. Belum lagi baju dasternya yang walaupun panjang entah kenapa terlihat menggoda dimatanya. Duh, ampun!
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong I'm in Love
ChickLitKisah kehidupan Jamilah ketika memutuskan tinggal bersama Engkongnya di Kampung Daun. Sanggupkah ia menghadapi ledekan dan cibiran kesendiriannya di kampung padat penduduk itu? Ditambah lagi kelakuan absurd tetangga sebelahnya seorang brondong tengi...