35 Date

3.1K 590 81
                                    

= = =

Perjalanan yang dilalui Doyoung, Ellise dan Haechan hanya untuk ke apartemennya Ellise tidak begitu lama. Walau banyak lika-likunya oleh karena Haechan, yang kerap mengoceh dengan ocehan yang membahayakan. Pasalnya, semakin hari, semakin dekat dengan Doyoung, Haechan semakin tidak terkontrol kelakuannya. Ellise sampai tidak tahu harus menegur gimana lagi. Terlebih, Doyoung, selalu saja menurut apa kata Haechan.

Mulai dari singgah ke tempat makan. Terus beli cemilan. Lagi mau ke starbak.

Pas singgah ke POM Bensin, liat ada toko hewan jualan kelinci. Haechan mau beli, dan Doyoung sudah siap mau keluarin dompet. Untungnya, hal itu bisa dicegah oleh Ellise walau dari Haechan pertimbangannya cukup lama.

Kata Ellise: 'Dek, inget, apa Joni nggak sedih nanti dipilih kasihkan? Setidaknya tunggu Joni udah dewasa biar nggak iri sama anak baru.'

Agak bodoh ucapan Ellise sampai membuat Doyoung tertawa tidak habis pikir. Namun Doyoung semakin tidak habis pikir saat akhirnya Haechan setuju, memilih untuk memperhatikan Joni agar kasih sayangnya tidak kurang.

'Ilmu parenting Adek terhadap Joni masih sangat minim. Jadi lebih baik Adek sayangi dulu biar nggak salah didik. Takutnya nanti gedenya, Joni jadi ayam bar-bar, kaya kucingnya Mbak dulu. Karena Mbak salah didik kucing Mbak, jadinya suka makan kembang terus kawin sana-mari di luar sana.'

Sampai Doyoung geleng-geleng kepala mendengar ucapannya Haechan.

Pada akhirnya, mereka sampai ke apartemen dengan tangan kosong tetapi perut yang penuh. Terutama Haechan. Terlebih saat sampai, Haechan justru pergi lagi, katanya mau nongki sama teman-teman alumni SD dan SMP yang ada di sini. Tak lupa diberikan uang saku oleh Doyoung secara diam-diam. Sehingga hanya ada Doyoung dan Ellise di apartemen.

Setelah menyegarkan diri dengan mandi, kedua pasang manusia tersebut bersantai di sofa ruang tengah. Ellise duduk bersandar nyaman di ujung sofa sambil melihat-lihat list film netplik tetapi juga kadang sambil main ponsel. Sedang Doyoung fokus pada ponselnya, sedang melihat hasil revisi dari mahasiswa-mahasiswa bimbingannya yang sudah dikirim via email. Lelaki itu berebah nyaman di atas sofa dengan paha Ellise sebagai bantalannya.

"Kamu mau nonton apa?" tanya Ellise. Dia sudah mabuk kepalang memilih film. Kurang lebih hampir dua jam, karena saking bingungnya mau nonton apa. Belum lagi fokusnya juga teralih karena lagi bertukar pesan dengan Yuju.

"Dari tadi kamu milih nggak dapat film apa yang mau ditonton?" Doyoung mengernyit, dia melihat sesaat wajah kebingungan Ellise.

Ellise mencuatkan bibir dengan kedua alis yang bertaut. "Kamu pilih juga dong! Kan kamu juga mau nonton."

Doyoung terkekeh sesaat, tetapi dia masih melihat-lihat isi dokumen yang ia buka di ponselnya. "Saya mau karena kamu mau. Kalo kamu nggak mau, ya saya juga."

"Hah apasih, nggak punya pendirian banget!" ketus Ellise sebal. Yang kemudian mengundang tawaan kecil dari Doyoung.

Doyoung kemudian menaruh ponselnya. Dia merubah posisi menjadi miring dengan wajah yang menghadap perut Ellise. Satu tangannya memeluk pinggang Ellise, kemudian memejamkan mata.

"Kalo udah selesai, bangunin ya. Saya mau merem sebentar."

"Yahhh kok mau tidur???"

"Nggak tidur, sayang. Saya mau merem aja. Capek liat hape dari tadi."

Ellise mendecak sebal yang kembali membuat Doyoung terkekeh.

"Nanti malam kita jalan ya."

Raut wajah Ellise sontak berubah. Dia merunduk, menaruh atensi penuh pada Doyoung. "Kemana?"

Hi, Dos! || DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang